Perburuan Kelompok Santoso Segera Diakhiri
- Anwar Sadat
VIVA.co.id – Kapolri Jenderal Tito Karnavian belum memutuskan apakah akan memperpanjang atau tidak operasi Satgas Tinombala di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Selama operasi berlangsung, sudah 25 anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) ditangkap. Salah satunya adalah puncuk pimpinan gerakan ini, Santoso alias Abu Wardah.
Menurut Tito, masih harus dilakukan analisis dan evaluasi untuk menentukan apakah operasi Tinombala akan dilanjutkan atau tidak. Sebelum keputusan dikeluarkan, evaluasi akan dilakukan dua bulan dari sekarang. Bila kerja Satgas Tinombala dianggap berhasil, maka operasi gabungan akan diselesaikan dan dilakukan lagi operasi rutin.
“Dua bulan atau satu setengah bulan operasi kami akan evaluasi. Kalau seandainya kami anggap cukup, ya kami akhiri operasi dan kami kembali operasi rutin," kata Tito usai acara Peresmian Kesehatan dan Bhakti Sosial di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa, 20 September 2016.
Tito menambahkan, saat ini masa operasi Satgas Tinombala masih tersisa sekitar dua bulan lagi. Jika kerja satgas masih dibutuhkan untuk memberantas kelompok Santoso, maka operasi akan dilanjutkan. Saat ini target utama satgas adalah menangkap Ali Ahmad atau Ali Kalora, hidup atau mati.
"Kalau kami anggap masih butuh (Satgas Tinombala) untuk pengejaran, ya kami akan lanjutkan operasi Tinombala," katanya.
Diketahui, Satgas Tinombala adalah satuan tugas gabungan Polri dan TNI yang dibentuk untuk menumpas kelompok teroris pimpinan Santoso yang bersembunyi di hutan-hutan di pedalaman Poso, Sulawesi Tengah.
Dalam perjalanannya, satgas ini telah berhasil menangkap pimpinan gerakan radikal tersebut yakni Santoso dan juga Basri. Selain itu, pasukan ini juga baru saja menangkap satu lagi anak buah Santoso, Subron pada Senin, 19 September 2016 kemarin. Diperkirakan kelompok radikal Santoso hanya tersisa kurang lebih 11 orang. (ase)