Atasi Terorisme, Indonesia-Rusia Perkuat Kerja Sama Cyber
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id – Duta besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Yurievich Galuzin, hari ini menemui Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto di Jakarta. Mereka membahas tindak lanjut kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Rusia beberapa waktu lalu, salah satunya soal perang melawan terorisme melalui dunia maya.
"Ada satu kerja sama yang kita sebut dengan forum konsultasi mengenai keamanan atau pertahanan kedua negara. Artinya, kedua negara memandang perlu melakukan suatu pembicaraan yang lebih luas untuk masalah keamanan negara masing-masing sekaligus keamanan kawasan," kata Wiranto di Kantor Menkopolhukam, Jakarta, Senin 19 September 2016.
Mantan Panglima ABRI ini menjelaskan perbicangan antar-presiden saat itu kemudian di tindaklanjuti secara kongkrit saat ini. Di antaranya dengan pertukaran informasi terkait terorisme dan pemberantasan terorisme.
"Tadi saya usulkan bagaimana kita tanggulangi terorisme secara bersama. Bagaimana tanggulangi terorisme dengan tingkatkan teknologi cyber," ujarnya.
Purnawirawan jenderal bintang empat ini menjelaskan penyelesaian masalah terorisme ini bukan hal yang mudah. Ia mencontohkan sulitnya perlawanan aksi terorisme di perbatasan, bila antar negara tidak mempunyai kerja sama bilateral dan multilateral.
Untuk itu diperlukan kerja sama bilateral dan multilateral untuk hal tersebut. Di antaranya untuk intercept atau potong jalur keuangan dari kelompok terorisme dan bagaimana caranya menetralisir sumber asal terorisme itu secara bersama.
"Kemiskinan, ketidakadilan, ke sewenang-wenangan. Itu kan yang menjadi sumber radikalisme. Radikalisme makanan empuk bagi tokoh-tokoh teror dunia untuk jadi pengikut mereka. Ini akan kita coba kerja sama dan tukar-menukar pengalaman," paparnya.
Mantan Ketua Umum partai Hanura ini menambahkan kerja sama Indonesia-Rusia ini sejalan dengan poin-poin penting hasil International Meeting on Counter Terrorism (IMCT) yang digelar di Bali, pada 8 Agustus lalu.
(ren)