Penerus Santoso Tertangkap, Bagaimana Nasib Kelompoknya?
- ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar
VIVA.co.id – , pria yang disebut-sebut sebagai penerus tampuk kepemimpinan kelompok teror bersenjata Mujahidin Indonesia Timur di Poso tertangkap, Rabu, 14 September 2016. Lantas bagaimana akhir perjalanan kelompok yang telah menguasai hutan Poso sejak tahun 2011 tersebut?
Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius meskipun Santoso alias Abu Wardah telah tewas dan Basri, tangan kanannya tertangkap, belum tentu membuat gerakan mereka mati. "Namanya mindset, ideologi tidak mudah," kata Suhardi, Kamis, 15 September 2016.
Paham radikalisme, diakui memang tak mudah untuk diubah begitu saja. Ia melekat dan membutuhkan waktu lama untuk mereduksi atau pun menjadikannya tidak lagi radikal. "Makanya yang saya terapkan ada soft approach. Bagaimana kita mereduksi radikalisme. Itu kita coba terapkan, kita rangkul semua," kata Suhardi.
Kelompok yang dipimpin Santoso alias Abu Wardah. Diakui sudah menjadi buronan teror global. Amerika Serikat bahkan menempatkan Santoso sebagai salah satu pelaku teror buruan mereka. Terutama sejak kelompok ini menasbihkan diri telah berafiliasi dengan Islamic State IS pimpinan Al Baghdadi.
Juli lalu, Santoso tewas tertembak dalam sebuah kontak senjata. Ia tewas saat hendak beristirahat di sungai bersama istrinya, Basri dan istrinya serta seorang anak buahnya. Dalam insiden itu, Santoso dan seorang anak buahnya tewas.
Sementara istrinya Umi Delima dan Basri bersama istrinya Nurmi Usman alias Oma berhasil melarikan diri. Sepekan kemudian barulah Umi Delima tertangkap dan kemudian tertangkap juga Basri dan istrinya pada Rabu, 14 September 2016.
Menurut Suhardi, penerus Santoso yang kini tertangkap tersebut dipastikan akan diproses secara hukum. Namun demikian akan tetap diperlakukan dengan baik. "Semua dalam bingkai hukum. Jadi semua pertanggungjawabannya kepada masyarakat," kata Suhardi.
Lacak Senjata
Sementara itu, Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Martinus Sitompul memastikan akan terus mendalami keterangan dari yang kini sudah tertangkap.
Salah satu hal yang akan ditelusuri adalah soal keberadaan senjata jenis M16 dan Uzzi yang dikabarkan dimiliki oleh Basri. "Masih dimintai keterangan mengenai keberadaan senjata api," kata Martinus.
Terkhusus istri Basri, Nurmi Usman Al Omma, menurut Martinus, masih menjalani perawatan kesehatan di RS setempat. Sedangkan untuk seorang anggota Santoso yang meninggal masih dilakukan proses identifikasi.
"Jenazah Andika masih dikumpulkan pembanding untuk bahan tes DN," kata Martinus.