Perjuangan Idris Pinjam ke Rentenir untuk Biaya Autopsi Anak

Ilustrasi garis polisi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bayu Yanuar Nugraha

VIVA.co.id – Keluarga Idris Broji (48) warga jalan Lintas Timur, Desa Surya Adi Blok D Pasar Gajah, Kecamatan Mesuji Kabupaten OKI, Sumatera Selatan, masih berselimut duka. Dua anak mereka, Amelia Tiara Rista Ananda (11) dan Alfin Darif Akbar (8), tewas dan diduga menjadi korban pembunuhan.
 
Selain kehilangan dua orang buah hatinya, kini Idris harus membayar hutang kepada rentenir dengan cara mencicil setiap bulannya sebesar Rp1 juta. Ia meminjam uang kepada rentenir Rp15 juta untuk biaya autopsi jenazah Amelia dan Alfin.

Menhan Israel Blak-blakan Akui Negaranya Dalang di Balik Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh

"Saya gadaikan rumah untuk biaya autopsi dan meminjam uang ke rentenir," kata Idris saat dihubungi, Kamis 15 September 2016. [Baca: ]

Idris sendiri selama ini bekerja sebagai seorang tukang cuci mobil. Dia nekat menggadaikan rumahnya yang berukuran 3x4 meter persegi demi mencari keadilan agar polisi secepat mungkin mencari pelaku pembunuhan kedua anaknya.  

Deretan Kasus Pembunuhan pada 2024, dari Wanita Dimutilasi hingga Satu Keluarga Tewas

Mulanya, Idris melaporkan kasus kematian dua buah hatinya ke Polsek Mesuji. Dari Polsek Mesuji, Idris diarahkan melapor ke Polres OKI.

Idris sempat merasa lega laporannya pada 17 Mei 2016 lalu diterima oleh penyidik. Namun, saat dua jenazah anaknya akan diautopsi, seorang penyidik inisial Bripka ECG meminta biaya untuk autopsi dua jenazah sebesar Rp50 juta.

Kakak Tewas Usai Ditikam Adik Perempuannya di Mojokerto

Karena tak memiliki uang, Idris meminta keringanan dari penyidik sehingga disepakati biaya autopsi Rp 15 juta untuk dua jenazah.

"Waktu itu penyidik bilang, biaya autopsi ditanggung korban. Tidak ditanggung negara. Jadi saya langsung cari pinjaman," terang Idris.

Tiga pekan dari pemakaman anaknya, barulah Idris membayarkan uang Rp15 juta kepada Bripka ECG. Uang itu diserahkan Idris di kediaman penyidik Polres OKI tersebut, di Desa Tanjung Lubuk, pada 29 Mei 2016, sekitar pukul 21.00WIB.

"Saya berikan panjar Rp10 juta. Saat autopsi selesai baru bayar lagi sisanya Rp15 juta," ujarnya.

Meskipun telah mengeluarkan uang untuk biaya autopsi, kasus pembunuhan yang menimpa dua anak Idris nyatanya sampai saat ini belum menunjukkan titik terang.

Empat bulan silam, dua anaknya, Amelia Tiara Rista Ananda (11) dan Alfin Darif Akbar (8), dilaporkan tewas dibunuh. Di tubuh kedua kakak beradik itu ditemukan sejumlah luka. Malah pada tubuh Amelia, anak perempuan Idris, malah ditemukan bekas kekerasan seksual di kelaminnya.

Idris pun melaporkan kasus itu ke kepolisian setempat. Namun saat itu, kepolisian setempat meminta uang Rp25 juta kepada Idris untuk biaya autopsi. Ia pun kelabakan dan memohon keringanan. Hingga akhirnya disepakati cukup membayar Rp15 juta untuk proses autopsi.

Alhasil, setelah tiga bulan dimakamkan, barulah Idris memiliki kecukupan uang untuk autopsi. Dia pun semakin mendapatkan kepastian bahwa kedua anaknya dibunuh dan sebelumnya mendapat kekerasan secara seksual. 

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya