Mengapa Bomber Dijuluki 'Calon Pengantin'
VIVAnews - Nama pria asal Malaysia, Noordin M Top tenar di Indonesia sebagai teroris. Noordin diduga ada di balik sejumlah kasus bom bunuh diri di Indonesia. Salah satu keahlian Noordin yang paling menonjol adalah kemampuannya merekrut calon bomber bunuh diri atau 'calon pengantin'.
Mengapa bomber dijuluki sebagai calon pengantin? Teman dekat Noordin M Top, Abu Wildan mengatakan istilah tersebut sesuai dengan keyakinan si bomber. "Karena dia akan meninggal dunia, kalau merasakan akan syahid, mungkin diterima disisi Allah, otomatis masuk ke surga firdaus," kata Abu Wildan seperti yang ditayangkan tvOne, Selasa 11 Agustus 2009.
Istilah 'calon pengantin' juga terkait imbalan yang dipercaya oleh bomber. "Di surga mereka akan disediakan bidadari-bidadari," tambah Abu Wildan.
Reputasi Noordin sebagai perekrut bom bunuh diri, dibenarkan Wildan. Noordin, tambah dia, adalah sosok yang tutur katanya bagus dan pintar berkata-kata. Wildan mengatakan tak ada unsur penipuan yang dikatakan Noordin pada para calon bomber bunuh diri.
"Tidak akan ditipu, diyakinkan seyakin-yakinnya, diberi tausiah dengan yakin. Bismilahlah, dia berangkat," tambah Wildan.
Dalam pengeboman Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton pada Jumat 17 Juli 2009, jaringan Noordin berhasil merekrut dua 'calon pengantin' yakni Dani Dwi Permana (18), bomber Hotel JW Marriott dan Ikwan Maulana dari Pandeglang, bomber Hotel Ritz Carlton.
Kepala Kepolisian, Jenderal Bambang Hendarso Danuri mengatakan sesuai dengan keterangan tersangka Amir Ibrahim, ada dua orang yang sudah dipersiapkan sebagai bomber, yakni Ibrahim, florist di Hotel Ritz Carlton dan Yayan alias Gepeng. Sasarannya, Istana Negara dan kediaman Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
Rencana ini digagalkan polisi dalam penggerebekan di Perumahan Puri Nusapala, Kelurahan Jati Luhur, Kecamatan Jati Asih, Bekasi, Sabtu 8 Agustus 2009 dini hari.
*
Bukan kali ini saja Noordin dan jaringannya merekrut para 'calon pengantin'. Berikut daftar para calon pengantin berdasarkan penelusuran VIVAnews:
Noordin dan jaringannya diyakini merekrut pelaku bom bunuh di Bali pada Bali 2002 yang menewaskan 202 orang, Iqbal alias Arnasan alias Lacong
Setahun kemudian, Noordin kembali merekrut pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott pada tahun 2003, Asmar Latin Sani serta Heri Golun, pelaku peledakan Kedutaan Besar Australia di Jakarta pada tahun 2004.
Demikian pula dengan tiga pelaku bom bunuh diri dalam peristiwa Bom Bali II tahun 2005. Muhammad Salik Firdaus dari Cikijing, Majalengka, Jawa Barat - pelaku peledakan di Kafé Nyoman, Misno alias Wisnu (30), dari Desa Ujungmanik, Kecamatan Kawunganten, Cilacap, Jawa Tengah - pelaku peledakan di Kafé Menega, dan Ayib Hidayat (25), dari Kampung Pamarikan, Ciamis, Jawa Barat.
Adapun mereka yang pernah mendapat gemblengan untuk aksi bunuh diri namun kemudian dibatalkan adalah Anif Solchanudin. Dia direkrut sebagai pelaku bom bunuh diri yang keempat untuk Bom Bali II. Dia ditangkap pada November 2005, dengan tuduhan menampung Noordin.
Kemudian Apuy — Syaiful Bahri– anggota Ring Banten dari Cigarung, Sukabumi, terlibat dalam bom Kedubes Australia 2004. Dia juga awalnya terpilih sebagai calon pelaku bom bunuh diri. Ditangkap November 2004 di Bogor, dijatuhi hukuman 10 tahun penjara, September 2005.
Nasib serupa juga dialami Chandra alias Farouk. Diduga awalnya dia direkrut untuk bunuh diri. Namun batal, dia hanya menampung Noordin dalam pelariannya.