Sisihkan Uang, Nenek Pemulung Ini Berkurban Tiap Tahun

Simpen, nenek warga sebuah desa di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, yang berkurban kambing dengan menyisihkan sebagian hasil kerjanya sebagai pemulung saat ditemui pada Minggu, 11 September 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Januar Adi Sagita

VIVA.co.id - Kemiskinan rupanya bukan alasan untuk tidak berbagi dengan sesama. Prinsip itulah yang dipegang teguh Simpen (70 tahun), perempuan warga Dusun Karang Asem, Desa Karang Andong, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Belajar Sambil Berjualan, Kisah Mia yang Berjuang jadi Juara untuk Bantu Ibunya

Sebuah rumah sederhana semi permanen berdiri di bawah pohon yang cukup rindang. Di samping rumah itu terikat seekor kambing berbulu hitam dan putih. Kambing itu tampak sedang menikmati makan rumput, yang di sampingnya terdapat tumpukan beberapa rongsokan kertas dan plastik.

Rumah dan kambing itu milik Simpen. Sejak lima tahun lalu, Simpen selalu berkurban seekor kambing tiap tahun. Padahal pekerjaannya hanya seorang pemulung atau mencari rongsokan.

Kisah Inspiratif Influencer Amelinda Sanjaya Respons Cibiran Netizen Soal Ketiak Basah

Nenek Pemulung Ini Berkurban Tiap Tahun dengan Sisihkan Uang

Simpen mengaku penghasilannya hanya Rp20.000 per hari. Separuhnya dipakai membeli kebutuhan pokok untuk makanan dan sisanya, yaitu Rp10.000, disisihkan dan ditabung untuk kelak dibelikan kambing sebagai hewan kurban.

Kisah Diego Berel, Pelukis Muda Down Syndrome Hasil Karyanya Sampai ke London

Padahal, dengan uang itu, Simpen tidak hanya menghidupi diri. Dia juga harus menanggung biaya hidup cucunya, Eka Ayu Fitri Anggraeni (13 tahun), yang mengalami lumpuh sejak lahir.

“Uang itu saya pakai juga untuk beli susu cucu saya,” ujar Simpen, sembari menitikkan air matanya, saat ditemui VIVA.co.id di Gresik pada Minggu, 11 September 2016.

Simpen mengaku rela menabung untuk berkurban karena ingin berbagi dengan sesama. Menurutnya, berbagi kepada sesama tidak harus menunggu kaya. “Saya ingin berbagi dengan sesama semampu saya, walau pun saya bukan orang kaya,” katanya.

Dia juga berterus terang tak sedikit pun khawatir mengenai rezeki yang akan diterimanya. Tuhan, katanya, tidak akan menelantarkannya meski hidup serba kekurangan.

“Rezeki saya tidak akan tertukar. Gusti Allah tidak tidur. Semua hamba pasti akan diberikan rezeki yang cukup,” ujar Simpen.

Simpen berharap, pada tahun-tahun berikutnya dia bisa terus menunaikan niatnya untuk berkurban. Dia menganggap masih banyak warga di sekitarnya yang kekurangan dan perlu bantuan. Dia mengaku bersyukur atas kehidupannya sekarang sehingga diwujudkan dalam dengan berkurban.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya