BNPT: Ada 600 WNI di Suriah Harus Dimurnikan
- ANTARA FOTO/Joko Sulistyo
VIVA.co.id – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Badan Intelijen Negara (BIN) akan mengoptimalkan pencegahan aksi radikal atau aksi terorisme di Indonesia.
Kepala BNPT, Komisaris Jenderal Pol Suhardi Alius, menyatakan kedua lembaga negara tersebut selalu berkoodinasi dengan baik.
"BIN adalah lembaga untuk deteksi. Kami berkoordinasi dengan baik dalam memberi masukan untuk mendeteksi masalah radikalisme," ujar Suhardi Alius kepada wartawan di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu malam, 7 September 2016.
Suhardi mengakui banyak informasi intelijen dari BIN yang diberikan ke BNPT untuk mendeteksi gerakan radikal, termasuk dari Suriah. Data itu harus diantisipasi.
"Ada 500 atau 600 keluarga besar kita di sana (Suriah) yang harus dimurnikan lagi. Mereka dibohongi, dijanjikan kerja di sana, ternyata banyak ditelantarkan," kata Suhardi.
Disinggung soal sosok Komisaris Jenderal Budi Gunawan yang akan menjabat orang nomor satu di BIN, Suhardi hanya mengatakan siap bekerja sama dengan rekannya, yang sama dari institusi Polri ini.
"Begini, BIN kan dibutuhkan negara kita bukan hanya terorisme, tapi deteksi semua. Jelas (berkoordinasi), kerja sama saja lah. Itu kan badan untuk negara," ujar mantan Kabareskrim ini. (ase)