Bandara Indonesia Belum Siap Siaga Bencana

Pengetatan keamanan di Bandara I Gusti Ngurah Rai
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

VIVA.co.id – Mayoritas bandara di Indonesia, dinilai belum siap siaga menghadapi bencana alam. Hal ini didasarkan pada kenyataan, baru sembilan dari ?237 bandara di Indonesia, yang mendapat pelatihan peningkatan kapasitas kesiapsiagaan penanganan bencana.

Penjelasan BMKG soal Gempa Bumi Magnitudo 5.0 di Sumatera Barat

Manager Program United Nation Development Program Indonesia, Christian Usfinit menuturkan, Indonesia menjadi negara percontohan, ketika program bandara siap siaga bencana, atau Get Airports Ready for Disaster, dilaksanakan secara global pada 2009 di Makassar dan Palu. 

Dia menjelaskan, Indonesia terletak di cincin api Pasifik, tempat beberapa lempeng bertemu. Akibatnya, pulau-pulau yang berada dalam rangkaian cincin tersebut rentan terhadap resiko gempa bumi, tsunami, dan gunung berapi aktif.

Korban Banjir Bandang Cianjur Sukabumi Butuh Obat-obatan dan Makanan Siap Saji

Atas pertimbangan itu, Duetsche Post DHL Group dan UNDP kembali mengadakan pelatihan kesiapsiagaan bencana di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, serta Bandara Internasional Lombok dan Bandara Selaparang, Lombok.

"Bali dan Lombok dikategorikan sebagai daerah resiko tinggi dalam Indeks Resiko Bencana Indonesia tahun 2013 yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Bandara di kedua provinsi tersebut sempat ditutup akibat letusan Gunung Rinjani yang terjadi beberapa waktu lalu," terang dia, saat membuka acara ini di Bali, Senin 5 September 2016.

BPBD Catat Becana Alam di Sumut Tewaskan 31 Orang

"Idealnya, tiap bandara memiliki kesiapsiagaan terhadap bencana, tetapi memang kita keterbatasan resources. Sejak tahun 2012, Kementerian Perhubungan melihat GARD (Get Airport Ready Disaster) memiliki pontensi bagus. Kami akan mengadopsi metodologi mereka untuk menjadikan SOP (standard operating procedure) dalam kesiapsiagaan bencana," lanjutnya.

Dalam konteks global berdasarkan perhitungan indeks risiko, pada 2012, Indonesia berada pada rangking 52 dunia. "Ini mengindikasikan perhitungan risiko mengukur kerentanan, ancaman, dan kapasitas. Indonesia butuh pengarus-utamaan kebencanaan," katanya. (asp)

Banjir bandang terjang Kabupaten Tapsel.(dok BPBD Tapsel)

BPBD Catat Ada 1.559 Jiwa Terdampak Banjir Bandang di Tapanuli Selatan

Banjir bandang terjang pemukiman warga di Desa Kota Tua, Kecamatan Tano Tombangan Angkola, di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, pada Rabu siang, 18 Des

img_title
VIVA.co.id
19 Desember 2024