Jalankan Prostitusi Gay, Residivis Dibekuk

Ilustrasi/Prostitusi.
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id – Tim Sub Direktorat Cyber Crime Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dit Tippid Eksus) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri mengungkap jaringan prostitusi gay. Pengungkapan tersebut diawali adanya operasi tangkap tangan (OTT) pada Selasa malam, 30 Agustus 2016.

2 Muncikari Jual Anak di Bawah Umur Jadi PSK Lewat MiChat, Harganya Rp 200 Ribu per Kencan

Dari penggerebekan tersebut, aparat menangkap pelaku berinisial AR (41). Modusnya  menawarkan prostitusi anak asuhnya yang masih di bawah umur melalui media sosial Facebook. Tarif yang dibanderol oleh pelaku Rp1,2 juta per layanan dengan transaksi melalui transfer.

"Tarif Rp1,2 juta dibayar dengan cara mentransfer via bank," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Polisi Boy Rafli Amar kepada wartawan di Jakarta.

Penjualan Ribuan Anak jadi PSK Lewat X dan Telegram Dibongkar, Total Transaksinya Rp 9 M

Mantan Kapolda Banten ini menjelaskan, akibat perbuatan AR itu, sudah ada tujuh orang yang menjadi korban dan enam di antaranya merupakan anak di bawah umur.

"Korban ada tujuh anak, enam di bawah umur, satu usia 18 tahun," ujar Boy.

KPAI Ungkap Data Mengejutkan Prostitusi Online yang Melibatkan Anak

Sebelumnya AR yang diduga sebagai otak pelacuran gay ditangkap oleh anggota Dit Tippid Eksus Bareskrim Polri di sebuah hotel di Jalan Raya Puncak Kilometer 75, Cipayung, Bogor, Jawa Barat pada Selasa malam, 30 Agustus 2016.

Di penggerebekan, polisi menangkap pelaku berinisial AR yang menjalankan bisnis ilegal prostitusi melalui media sosial.

"Menawarkan prostitusi anak di bawah umur melalui akun Facebook. Tersangka inisial AR, 41 tahun. Yang bersangkutan residivis," ujarnya.

Atas perbuatan tersebut, AR disangkakan dengan pasal berlapis. Dia dikenakan Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Undang Undang Nomor 44 tentang Pornografi dan Undang Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Perwakilan pesantren dan pemilik kontrakan yang diduga menjadi tempat prostitusi online di mediasi.

Santri di Bogor Grebek Kontrakan Diduga Jadi Lokasi Prostitusi Online

Penggerebekan ini dipicu oleh kecurigaan para santri terhadap aktivitas mencurigakan di kontrakan tersebut.

img_title
VIVA.co.id
4 Agustus 2024