Sebelum Teror Gereja, Pelaku Sempat Ditawari Uang 10 Juta
- VIVA.co.id/Putra Nasution
VIVA.co.id – Ivan Armadi Hasugian, pelaku peristiwa teror di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Medan, Sumatera Utara, disebut sempat bertemu dengan seorang pria tak dikenal beberapa hari sebelum teror dilakukan.
Bahkan, Ivan disebut sempat ditawari uang sebesar Rp10 juta oleh pria tersebut.
"Terkait peristiwa penyerangan terhadap pendeta yang bertugas di gereja katolik Santo Yosep di Medan. Info yang kita dapat bahwa bermula dari hari Kamis tanggal 25 Agustus, tersangka IA bertemu dengan seseorang tidak dikenal. Kemudian, ada komunikasi di antara keduanya yang akhirnya disepakati sesuai arahan yang diberikan orang tersebut ke IA," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Agus Rianto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin 29 Agustus 2016.
Agus menambahkan, pria yang tak dikenal itu menawarkan sejumlah uang kepada Ivan pada pertemuan itu. Disebutkan, jika IA mau uang tersebut, dia harus melakukan apa yang diperintahkan pria misterius itu.
Menurut Agus, dari keterangan pelaku, pria tak dikenal menawarkan sejumlah uang sekitar Rp10 Juta. Namun, dia mengatakan, belum mengetahui secara pasti uang tersebut digunakan untuk apa.
"Jadi, IA ditawari uang, 'kalau mau, saya kasih 10 juta gitu', 'oh iya, mau'. Tapi untuk apanya belum tahu," ungkap Agus.
Diketahui, aksi percobaan bom bunuh diri terjadi di Gereja Santo Yosep, sekira pukul 08.00 WIB, pada 28 Agustus 2016. Pelaku yang diketahui bernama Ivan Armadi Hasugian mencoba membawa ransel berisi bom rakitan ke dalam Gereja.
Saat kejadian, diduga bom yang dibawa Ivan Armadi Hasugian gagal meledak. Tasnya hanya mengeluarkan percikan api. Karena itu, Ivan pun mengeluarkan senjata tajam dan menyerang pastor yang bernama Albert Pandingan.
Jemaat pun panik, beberapa berhamburan, dan lainnya berupaya menghentikan perbuatan Ivan. Beruntung bom tidak meledak dan Ivan pun berhasil dilumpuhkan, lalu diserahkan ke polisi.
Sementara itu, untuk jenis peledak dalam aksi teror itu masih dalam proses penyidikan oleh tim Labotorium Forensik (Labfor) Polda Sumut. Pelaku masih dilakukan pemeriksaan secara maraton hingga saat ini oleh penyidik Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polresta Medan. (asp)