Bomber di Gereja Santo Yosep Terinspirasi Teroris di Paris
- VIVA.co.id/Facebook
VIVA.co.id – Ivan Armadi Hasugian (18), pelaku aksi bom bunuh diri di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Medan, Sumatera Utara, masih menjalani pemeriksaan. Polisi yakin ada pelaku lain dari aksi ini.
Dari pemeriksaan, Ivan Armadi mengakui kalau aksi ini dilakukan karena terinspirasi dari serangan teroris di Perancis yang dia saksikan dari televisi. Pada serangan di Paris pada Sabtu malam, 13 November 2015,
sedikitnya 129 orang tewas, 89 di antaranya di teater Bataclan.
"Terinspirasi dari menonton tv dan siaran media saat terjadi penyerangan di kafe prancis," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Agus Rianto, Senin, 29 Agustus 2016.
Meski motif tetap akan diungkap tapi polisi akan fokus mencari siapa pelaku lain dari aksi ini. Pengungkapan ini untuk membongkar jaringan tersangka.
"Orangnya ini yang kita cari. Bisa ada bisa enggak. Sementara ini fokus kita ke Ivan, penyidik terus menelusuri kemungkinan ada keterlibatan pihak lain sesuai info yang diberikan tersangka," katanya.
Dari keterangan Ivan Armadi, aksi ditujukan ke gereja bukan kepada siapa yang ada di sana. Apakah yang dilakukan tersangka merupakan aksi bom bunuh diri? penyidik juga masih mendalami.
"Dalam keterangan tersangka, dijelaskan serangan hanya ditujukan ke gereja, bukan kepada siapa yang di sana. Banyak beredar spekulasi, itu dikatakan bom bunuh diri. Kita belum bisa pastikan bahwa itu upaya bom bunuh diri," katanya.