Liliyana Natsir saat SD Kerap Jahil
- VIVA.co.id/Agustinus Hari
VIVA.co.id – Liliyana Natsir, peraih medali emas bulutangkis ganda campuran Olimpiade Rio 2016, hanya lulusan sekolah dasar (SD). Namun dia dikenal anak yang gesit dan lincah semasa bersekolah di SD Kristen Eben Haezar II Manado, Sulawesi Utara.
Liliyana bahkan juga dikenal pintar dalam mata pelajaran matematika. Adel Lahopang, seorang guru SD Kristen Eben Haezar II, membenarkan karakter gesit dan lincah serta kepintaran Liliyana.
Adel mengaku pernah mengajar Liliyana saat perempuan tomboi itu kelas tiga SD. Liliyana memang menyukai pelajaran matematika. Dia selalu tampil ke muka kelas dan mengerjakan tugas matematika di papan tulis.
“Makanya saya tidak pernah lupa dengan dia yang bergaya tomboi,” kata Adel saat ditemui VIVA.co.id di SD Kristen Eben Haezar II, Jalan Diponegoro, Kota Manado, pada Jumat, 26 Agustus 2016.
Adel mengenang kala Liliyana masih SD sehari-harinya sebagai anak yang berani, ulet, agresif, pintar dan tekun. Dia meyakini watak bawaan itulah yang memotivasinya giat berlatih sehingga sukses sebagai atlet bulutangkis hingga meraih medali emas Olimpiade.
Meski begitu, Adel mengenang juga, Liliyana sering jahil kepada teman-temannya. “Ya, biasalah kalau anak-anak masih SD,” ujarnya.
Senada dikatakan Ansik. Guru mata pelajaran IPA dan IPS itu mengakui Liliyana mudah bergaul dengan teman-temannya. Nilai mata pelajaran secara umum cenderung tak menonjol, karena dia memang menyukai olahraga, terutama bulutangkis.
“Pas Liliyana kelas lima, ada juga Greysia Polii, yang duduk di bangku kelas dua. Nah, mereka berdua ini paling terkenal di sekolah karena bulutangkis. Kami bangga dengan prestasi dan raihan medali emas Olimpiade dari Liliyana,” katanya.
Mereka pun berharap saat Liliyana pulang Manado bisa singgah di SD Eben Haezar II untuk memberikan motivasi kepada siswa-siswi. “Kami berharap Liliyana masih ingat sekolahnya di sini. Meski hanya sampai kelas lima dan langsung pindah ke Jakarta waktu itu,” kata Adel.
Liliyana direncanakan pulang kampung ke Manado pada Senin, 29 Agustus 2016. Dia akan diarak dari Bandara Sam Ratulangi Manado melewati jalan-jalan utama dan finis di Kantor Gubernur Sulut untuk dijamu makan siang oleh Gubernur Olly Dondokambey.