Mona Lohanda, Sejarawan Penyusun Indeks Arsip VOC
- VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA.co.id - Sosok ini merupakan sejarawan dan arsiparis. Ia pernah bekerja di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Bidang yang digelutinya sejarah Batavia/Jakarta. Penerima berbagai penghargaaan, antara lain Nabil Award (2010) dan cendekiawan berdedikasi dari Harian Kompas (2012).
Mona Lohanda lahir pada 4 November 1947 di Tangerang. Riwayat pendidikannya SD sampai SMA dihabiskan di Tangerang. Pada 1971, ia melanjutkan studi di Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Mona lulus empat tahun kemudian.
Begitu lulus, Mona kemudian melanjutkan studi pascasarjana di Departement of History, School of Oriental and African Studies di University of London.
Ia lulus pada Maret 1974 dengan tesisnya berjudul ‘The Kapitan China of Batavia 1937-1942’. Atas saran sejarawan Indonesia, Harsja Bachtiar, Mona mendalami sejarah orang Tionghoa di Indonesia.
Dia mengawali karirnya di ANRI sejak 1972, berkat permintaan Kelapa ANRI saat itu, Soemartini, yang juga dosen Jurusan Sejarah Fakultas Sastra UI pada 1976. Di ANRI, Mona menjadi spesialis ahli sejarah masa VOC.
Guna membaca arsip sejarah kongsi dagang Belanda itu, Mona menekuni paleografi. Mona mengaku ia telah menyusun indeks arsip VOC selama lima tahun, sehingga dengan indeks itu memudahkan orang yang membaca arsip VOC.
Sebagai sejarawan, Mona suka menulis atau narasumber cerita tentang Betawi kuno. Mona sudah pensiun dari ANRI pada 2012.
Mona tercatat banyak menulis artikel dan buku, di antaranya The Kapitan Cina of Batavia, 1837-1942: A History of Chinese Establishment in Colonial Society (Djambatan, 1996) dan Sejarah Para Pembesar Mengatur Batavia (Masup Jakarta, 2007), Sumber Sejarah dan Penelitian Sejarah (Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya UI serta Growing Pains (Penerbit Yayasan Cipta Loka, 2002).
Kini, Mona kembali mendapat pengakuan pada ajang Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) XIV. Ia menjadi pemenang pada kategori pemikiran sosial.