Raih Penghargaan Achmad Bakrie, Ini Potret Lembaga Eijkman

Lembaga Eijkman
Sumber :

VIVA.co.id – Penganugerahan Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) digelar kembali tahun ini. Malam penganugerahan diadakan di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu, 20 Agustus 2016.

Dalam penganugerahan yang ke-14 kalinya tahun ini, terdapat enam kategori yang diberikan. Enam kategori tersebut yaitu kategori pemikiran sosial, kedokteran/kesehatan, sains, kesusasteraan, teknologi dan peneliti muda terbaik.

Untuk kategori kedokteran/kesehatan, penghargaan diberikan kepada Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Lembaga nonprofit yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi ini dipilih lantaran peranannya dalam kesehatan masyarakat dan kemanusiaan. Sejarah mencatat prestasi lembaga ini di tingkat dunia sejak 1929.

Pada 1929 itu, peneliti berkebangsaan Belanda Christiaan Eijkman yang menjabat direktur pertama lembaga itu, mendapat penghargaan Nobel bidang kedokteran. Eijkman meraih Nobel atas penelitiannya mengenai penyakit beri-beri di Batavia (Jakarta) dan meletakkan dasar mengenai penemuan vitamin.

Sejak berdiri pada 1888 hingga kini, lembaga Eijkman terus melakukan penelitian sesuai misinya memajukan perkembangan penelitian dasar dan terapan bidang biologi molekuler di Indonesia. Seperti dikutip dari situs www.eijkman.go.id, penelitian difokuskan pada biomedis, biodiversitas, bioteknologi, biosekuritas, serta menerapkan kemajuan tersebut untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Lantas, bagaimana perjalanan lembaga Eijkman selama ini?. Berikut ini profil singkatnya:

Lokasi:

Berada di Jalan Diponegoro Nomor 69, Jakarta Pusat, Kompleks Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Lembaga ini menempati lahan seluas 5.500 meter persegi.

Direktur:

Saat ini, Profesor Amin Soebandrio menjabat sebagai Direktur Lembaga Eijkman

Ketekunannya Meneliti Gempa Berbuah PAB

Penelitian:

Kegiatan penelitian yang dilakukan para ilmuwan di lembaga itu saat ini dibagi dalam tiga tema besar yaitu, genetika manusia, penyakit menular dan keanekaragaman genetik.

Sejumlah Ilmuwan dan Peneliti Raih Penghargaan Achmad Bakrie

Sejarah:

- Pada 1888, lembaga ini didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda, dengan nama Geneeskundig Laboratorium atau The Central Laboratory of Public Health Service ( Laboratorium Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat)

Penghargaan Achmad Bakrie Mengedepankan Asas Trimatra Bakrie

- Pada 1888, Cristiaan Eijkman menjadi direktur pertama laboratorium itu

- Pada 1938, namanya berganti menjadi Lembaga Eijkman. Nama itu diberikan sebagai penghargaan kepada Cristiaan Eijkman.

- Pada 1960, Lembaga Eijkman ditutup lantaran pergolakan ekonomi dan politik di Tanah Air.

- Desember 1990, Menteri Riset dan Teknologi saat itu BJ Habibie membuka kembali Lembaga Eijkman

- Juli 1992, Lembaga Eijkman secara resmi kembali dibuka

- April 1993, Lembaga Eijkman mulai beroperasi kembali

- 19 September 1995, Presiden Soeharto  meresmikan operasional lembaga Eijkman.

- 1992-2014, lembaga ini dipimpin Profesor Sangkot Marzuki

- 2014-sekarang, Profesor Amin Soebandrio memimpin lembaga Eijkman.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya