Siwi, Terduga Teroris yang Disebut Terlibat ISIS di Bantul
- ANTARA FOTO/Maulana Surya
VIVA.co.id – Siwi Prastyorini (36), warga di Dusun Toprayan Rt 2, Desa Imogiri Kabupaten Bantul Yogyakarta ditangkap oleh aparat gabungan bersama dengan M Taufik Ismail warga Kabupaten Bantang di Jalan Raya Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Selasa, 16 Agustus 2016, sekira pukul 17.45 WIB.
Siwi dan Taufik ditangkap diduga terkait dalam kelompok Islam radikal di Suriah atau ISIS. Ia diamankan bersama barang bukti berupa bendera ISIS yang rencananya akan dikibarkan di Gunung Sumbing,
Penangkapan terhadap Siwi tersebut sudah diketahui warga di Dusun Toprayan dan ada yang setengah percaya dan tidak percaya.
Ketua RT 02 Dusun Toprayan, Bambang Budi Harto, tak membantah jika salah satu warganya ditangkap polisi dan TNI AD di Temanggung, Jawa Tengah.
"Selasa 16 Agustus 2016 sudah banyak pesan singkat di BBM yang menyatakan Siwi ditangkap karena akan mengibarkan bendera ISIS," kata Bambang, Kamis, 18 Agustus 2016.
Bambang mengaku kaget termasuk para warga Dusun Toprayan juga setengah tidak percaya dengan penangkapan Siwi apalagi dikaitkan dengan jaringan ISIS. "Yang kaget itu karena dikaitkan jaringan ISIS," ujarnya.
Meski demikian Bambang tak menampik jika Siwi terkait dengan jaringan teroris tersebut karena cara berpakaiannya berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Siwi menggunakan celana congklang atau celana di atas tumit, menggunakan baju koko dan menggunakan kopiah.
Dalam kehidupan sehari-hari sosok Siwi sangat tertutup dan tidak bergaul atau bersosialisasi dengan masyarakat. "Tidak pernah ke masjid, tidak pernah ronda, tidak pernah gotong-royong, dan sangat tertutup," katanya.
Tentang pekerjaan Siwi sendiri, Bambang mengaku sama sekali tidak tahu. Demikian pula tetangganya juga tidak tahu pekerjaannya.
"Kalau pergi ya pergi begitu saja. Tidak jelas pekerjaannya. Kalau istrinya si Susi pekerjaannya berjualan makanan kecil yang disetor ke warung," ungkapnya.
Meski sifatnya tertutup, namun Siwi punya hobi minum-minuman keras dan banyak pemuda yang sudah menjadi korban akibat bergabung dengannya.
"Saya heran, Siwi itu pakai bajunya saja seperti itu tapi dia termasuk pemabuk berat di Dusun Toprayan," terangnya.
Bambang menjelaskan bahwa Siwi merupakan penduduk pendatang dan yang asli warga Dusun Toprayan adalah istrinya yang hingga saat ini menempati rumah mertuanya yang sudah meninggal dunia.
"Memang rumahnya bagus tapi itu peninggalan mertuanya bukan Siwi yang bangun," katanya.
Tutut Samiati tetangga dari Siwi mengaku sosok Siwi merupakan sosok tertutup dan cara berpakaiannya juga mirip aliran tertentu.
"Pakai celana congklang, kopiah dan baju koko setiap harinya," ungkapnya.
Meski telah bertetangga lama, Tutut mengaku sama sekali tidak bicara dengan Siwi karena banyak masalah dengan Siwi selama tinggal di Dusun Toprayan. "Ndak pernah komunikasi,"ungkapnya.
Tutut mengaku dua anak Siwi yang masih duduk di bangku sekolah dasar juga sering menggunakan pakaian yang bertuliksan Mujahid. "Anak saya mau diberi tapi saya tolak," ujarnya.