Jurnalis Minta Jokowi Copot KSAU dan Danlanud Soewondo

Jurnalis Medan menggelar demonstrasi menuntut aksi brutan oknum TNI AU.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Putra Nasution.

VIVA.co.id - Ratusan jurnalis berbagai aliansi yang tergabung dalam Forum Jurnalis Medan (FJM) menggelar aksi solidaritas dan mengecam aksi brutal oknum TNI AU yang melakukan penganiayaan terhadap dua jurnalis di Medan.

4 Lembaga Kecam Kekerasan terhadap Jurnalis Usai Sidang Vonis SYL

Massa yang terdiri dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sumatera Utara, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan dan Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) menuntut TNI AU dan Lanud Soewondo untuk bertanggungjawab atas insiden pemukulan terhadap dua orang jurnalis, yakni Array Argus, wartawan Tribun Medan, dan Andri Syafrin, wartawan MNC TV.

"Kami sangat mengecam aksi kebrutalan oknum TNI AU terhadap dua rekan dalam menjalani tugas jurnalisnya. Kami meminta kepada Presiden RI Joko Widodo untuk mencopot Danlud Sowoendo dan KSAU," ungkap Jonris Purba ketua FJM di depan Markas Komando operasi TNI AU I Lanud Soewondo Medan, Sumatera Utara, Selasa siang, 16 Agustus 2016.

AJI Indonesia Catat 61 Kasus Serangan Terhadap Jurnalis Sepanjang 2022

Selain itu, massa aksi yang menggelar poster dan karangan bunga meminta kepada pimpinan TNI AU untuk memproses oknum TNI AU dan Paskhas Lanud Suwondo, yang melakukan pemukulan dan penganiyaan korban di Kelurahan Sari Rejo, Medan Polonia, Medan, Sumatera Utara, Senin, 15 Agustus 2016.

"Kami juga meminta seluruh oknum TNI AU yang terlibat dalam aksi pemukulan tesebut untuk segera diproses dan diadili di peradilan Militer," tutur Jonris Purba.

Bapak Pengeroyok Wartawan di Kramat Jati Ditangkap

Aksi yang digelar di Jalan Jenderal Sudirman dan jalan Imam Bonjol juga diwarnai dengan aksi tabur bunga dan meletakan karangan bunga sebagai bentuk tidak adanya kebebasan pres untuk mendapat informasi.

"Harus ada ketegasan dari TNI AU untuk menghukum para parajuritnya yang melakukan penganiyaan dan pemukulan terhadap dua jurnalis di Medan. Agar tidak terjadi kembali kekerasan terhadap jurnalis," kata Bagus Syahputra salah seorang jurnalis dalam orasinya.

Bagus menyampaikan bahwa kekerasan terhadap jurnalis bukan kali ini saja. Namun, sudah kerap terjadi dan berulangan kali. Tapi, tidak ada penyelesaian melalui ranah hukum.

"Bila diproses dengan hukum para oknum TNI brutal itu bisa mendapatkan efek jera. Sehingga tidak bakalan terjadi lagi kemudian hari. Bila sebaliknya, para parjurit itu tidak diproses dengan hukum apa yang dilakukan mereka memukuli jurnalis itu benar di mata mereka. Ini harus dihentikan, jangan ada lagi korban jurnalis," teriak Bagus dalam orasinya.

Usai menyampaikan orasi kecamannya, ratusan awak media Medan membubarkan diri dengan tertib.
Diberitakan sebelumnya, kekerasan terhadap jurnalis kembali terjadi. Kini, peristiwa dialami dua? jurnalis di kota Medan, yang dianiaya oleh personil TNI AU dan Paskhas Lanud Suwondo di Kelurahan Sari Rejo, Medan Polonia, Medan, Sumatera Utara, Senin sore, 15 Agustus 2016.

Tiba-tiba sejumlah oknum TNI AU mendatangi kedua korban. Tanpa banyak tanya langsung memukuli kedua korban.

"Awalnya aku mau wawancara ibu-ibu warga sana. Lagi duduk di sebelah ibu itu, aku ditarik, dihantam kayu broti itu, diseret-seret dan diinjak-injak," ungkap Array saat dijumpai. VIVA.co.id di rumah sakit Mitra Sejati Medan, Senin petang, 15 Agustus 2016.

Meski kedua jurnalis sudah menyebutkan dirinya adalah wartawan, namun, aksi pemukulan tidak terhentikan. Malah pelaku semakin membabi buta terus memukuli keduanya.

"Aku sudah teriak dan minta tolong. Jangan saya dipukuli, aku wartawan! Aku wartawan! sambil menunjukkan identitasku. Tapi orang itu bilang, gak urus! saya gak? urusan saya itu! dan terus menyeret serta menginjak-injak," kata Array.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya