Di Lapas Sukamiskin, Sutan Bhatoegana Serasa di Asrama Haji
- Istimewa
VIVA.co.id – Terpidana kasus gratifikasi perubahan APBN tahun anggaran 2013 untuk Kementerian ESDM era Jero Wacik, Sutan Bathoegana mendapatkan pengalaman berbeda semenjak penahanannya dialihkan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IA Bandung Jawa Barat.
Mantan Ketua Komisi VII DPR RI itu dipindahkan ke Lapas Klas IA Sukamiskin Bandung pada Kamis, 26 Mei 2016, setelah Mahkamah Agung (MA) memperberat masa hukumannya menjadi 12 tahun penjara. Bhatoegana sebelumnya ditahan di rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kalau di KPK itu, saya hanya nerima keluarga per seminggu dua kali selama dua jam dengan pengawasan ketat. Sejak masuk ke Sukamiskin, kayak asrama haji. Orang subuh sudah salat berjemaah, ini menarik. dan mereka disiplin," ujar Sutan saat ditemui di Lapas Sukamiskin, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin, 15 Agustus 2016.
Menurut Sutan, kondisi Lapas Sukamiskin menstimulus seseorang untuk berniat memperbaiki diri. "Coba di Lapas lain, pengamanan diperketat malah jebol juga. Di sini, kita merasakan orang di dalam itu belum tentu salah dan di luar pun belum tentu benar," ujar Sutan.
Bahkan, politikus Demokrat ini menuturkan, semenjak dipindah ke Sukamiskin, ia yang awalnya sulit belajar Alquran, justru mendapatkan ketenangan untuk bisa belajar membaca kitab suci dengan bimbingan guru ngaji. "Saya tadinya enggak bisa baca Alquran, sekarang jadi bisa baca Alquran," terangnya.
Sementara itu, saat disinggung mengenai hubungannya dengan kolega partai seperti Anas Urbaningrum, Andi Malaranggeng dan Nazarudin yang ditahan se-Lapas, terpidana korupsi yang kini terlihat kurus itu mengaku sudah tidak kaku lagi untuk duduk bersama.
"Ya sudah lah (ketemu). Ketemu mereka sebagai teman. Sudah bukan pada afiliasi lagi. Saya kan pendiri Demokrat. Kalau mereka kan seperti Anas sudah bukan, Nazarudin sekarang jadi pengusaha," jelasnya.