Risma: Omongan Ahok Bisa Bikin Warga Surabaya Marah

Risma Buka Pameran Lukisan Anak Binaan Dinsos Surabaya
Sumber :
  • VIVA.co.id/M. Ali. Wafa

VIVA.co.id – Basuki Tjahaja Purnama kembali melontarkan pernyataan kontroversial jelang Pilkada DKI. Kali ini, Ahok sapaan Basuki menyebut luas geografis Kota Surabaya tak jauh berbeda dengan Kotamadya Jakarta Selatan.

Tak Ada Atribut PDIP di GBK saat Kampanye Akbar Pramono-Rano Karno

Pernyataan pedas Ahok itu lantaran ada sebagian warga yang membandingkan keberhasilan Tri Rismaharini dalam membangun Kota Surabaya, dengan Pemda DKI yang Ahok pimpin. Sebagian kalangan menilai Ahok masih dianggap berantakan atau belum berhasil menata Jakarta sepenuhnya.

Mendengar pernyataan Ahok, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini pun meradang. Menurut Risma,  pernyataan Ahok itu sama sekali tidak berdasarkan data.

Anies Absen Kampanye Akbar Pramono-Rano, Ahok, Foke dan Ketum JakMania Hadir

"Sebetulnya kalau Jakarta dibagi 6, luas Jakarta Selatan itu hanya 120 kilometer persegi, sedangkan Surabaya mencapai 376 kilometer persegi," kata Risma di Balai Kota Surabaya, Kamis malam 11 Agustus 2016.

Tidak hanya itu, Risma menganggap tugas Ahok lebih ringan karena dibantu dengan 5 orang wali kota, dan 1 orang bupati. "Lah aku hanya wali kota sendiri, anggarannya juga kecil yaitu Rp7,9 triliun, sedangkan Jakarta sampai Rp64 triliun," ujar Risma.

Sultan Husain Alting Sjah Sebut Pilkada Momentum Selamatkan Martabat Rakyat

“Fakta ini harus kusampaikan. Itu orang sombong. Warga Surabaya bisa marah dihina begitu. Aku kalau ngomong ya berbasis data," imbuhnya.

Risma menyarankan Ahok agar tak terus menerus menyerang Surabaya. Sebab, hal itu justru akan menimbulkan perpecahan di antara anak bangsa.

"Kita ini Indonesia, sudah merdeka kok masih saja ada perpecahan. Jakarta, Surabaya, Medan, Palembang, dan semuanya itu satu, dan bersaudara," kata Risma.

Wali Kota Surabaya dua periode itu khawatir jika Ahok terus melakukan serangan semacam itu, justru membuat warga Surabaya marah kepada Ahok. Padahal, Risma tidak ingin hal itu terjadi.

"Walaupun jangan dikira kami takut, di Jakarta juga ada warga Surabaya. 10 November tanpa warga Surabaya juga tidak akan ada," terang Risma.

Andaikan, pernyataan itu muncul sebagai psywar jelang Pilkada DKI Jakarta, maka Risma meminta Ahok tidak perlu takut. Sebab, kader PDIP itu menyatakan masih tetap ingin di Surabaya.

Tak hanya itu, Risma menganggap posisi Ahok sebagai seorang calon incumbent sangat diuntungkan. Sehingga, untuk menghadapi Pilkada DKI Jakarta, Ahok tak perlu khawatir.

"Sudahlah, kalau memang incumbent itu kerjanya bener, tidak perlu takut, biarkan rakyat saja yang menilainya," katanya.

Risma mengakui tak pernah bermusuhan dengan Ahok. Tapi, Ahok terus melakukan serangan terhadap Surabaya, maka Risma siap melawan. "Dia sendiri yang memulai. Ini bukan soal kekuasaan, ini soal harga diri masyarakat Surabaya," tegas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya