DPR: Penyanderaan Kembali Terjadi karena Indonesia Kompromi
- www.osce.org
VIVA.co.id - Anggota Komisi I DPR, Elnino M Husein Mohi, menilai terjadinya kembali penyanderaan satu warga negara Indonesia (WNI) akibat adanya kompromi dari Indonesia pada penyanderaan sebelumnya. Dia meminta pemerintah mencontoh Amerika Serikat.
"Kalau dibanding Amerika, Amerika mana ada kompromi dengan yang begitu. Amerika tak kompromi," kata Elnino di Gedung DPR, Jakarta, Senin, 8 Agustus 2016.
Untuk pembebasan sandera yang kali ini, ia menyerahkannya pada Badan Intelijen Negara (BIN). Menurutnya, BIN pasti tahu mana yang terbaik untuk pembebasan tersebut.
"Saya percaya pemerintah sekarang lebih tahu apa yang sedang terjadi, mereka tahu apa yang akan dilakukan. Kalau kita kan melihat akibatnya," kata Elnino.
Tak hanya itu, ia berpendapat seharusnya pemerintah menuntut Filipina atas persoalan ini. Ia curiga saat ini pemerintah Filipina sedang dalam kondisi lemah.
"Kalau memang pemerintah Filipina sedang lemah, Indonesia harus membuat Filipina mau untuk kita bantu. Filipina lagi gengsi saja nih, bilang masih kuat, mestinya dia akui bahwa dia tak mampu," kata Elnino.
Menurutnya, kalau memang pemerintah Filipina tak mampu menghadapi persoalan penyanderaan ini maka Indonesia seharusnya bisa membantu. Persoalannya pemerintah Filipina hanya tak mau militer Indonesia masuk ke daerah kedaulatannya.
Penculikan terhadap pelaut Indonesia kembali terjadi. Kali ini, peristiwa terjadi di wilayah Kinabatangan Sabah, Malaysia, berbatasan dengan perbatasan laut Filipina, dengan korban bernama