Keluarga Kunjungi Anak Buah Santoso yang Serahkan Diri
- Istimewa
VIVA.co.id - Kerabat dari salah satu DPO terduga teroris, Jumri alias Tamar Hari, mendatangi Mapolres Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu, 6 Agustus 2016. Jumri menyerahkan diri kepada Badan Intelijen Negara (BIN) pada Jumat dini hari kemarin.
Kerabat Jumri itu diterbangkan dari Makassar dengan penerbangan komersial dan dijemput tiga petugas BIN. Rombongan tiba di Markas Kepolisian Resort Poso pada pukul 11.00 WITA.
Keluarga yang tiba adalah Ibu Luma (ibu kandung), Masniati (adik kandung) dan Rusli (ipar). Mereka diketahui merupakan warga kampung Pattiro Dusun Pattiro Desa Rompegading, Kecamatan Cerana Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan.Setelah turun dari kendaraan yang ditumpangi, mereka kemudian memasuki gedung Reserse Kriminal Mapolres Poso dan diterima di ruangan Kasat Reskrim Polres Poso.
Setelah melakukan kunjungan, Rusli salah satu keluarga dari Jumri bersedia memberikan komentarnya terhadap wartawan. Menurutnya, kondisi Jumri saat ini baik. Rusli berharap agar Jumri dapat diberlakukan dengan baik sesuai dengan hukum yang ada.
"Saya berharap diringankanlah hukumannya," ujar Rusli.
Ditambahkan Rusli, selama di Poso, Jumri tidak pernah melakukan komunikasi dengan keluarga di Sulawesi Selatan. Apakah alasannya karena masuk kelompok Santoso, keluarga tidak mengetahui.
"Kami hanya terima telepon kalau Jumri masuk dalam DPO," kata Rusli.
Jumri alias Tamar adalah salah satu DPO Teroris anggota kelompok Santoso yang telah menyerahkan diri pada Jumat kemarin kepada petugas BIN. Penyerahan diri yang bersangkutan difasilitasi oleh pihak keluarga yang mengantarnya dari Dusun Tamanjeka, Desa Masani, kepada petugas BIN yang menunggu di wilayah Ratulene, Kasiguncu Poso Pesisir.
Jumri merupakan DPO Pertama yang menyerahkan diri pasca tewasnya Santoso, pada 18 Juli 2016 silam. Dengan penyerahan diri Jumri ini sisa DPO dari kelompok Santoso tinggal berjumlah 17 orang. Kelompok Santoso yang kini masih berada di hutan diimbau untuk menyerah oleh Satgas Operasi Tinombala 2016.
Laporan: Aldrim Thalara/ Poso