Pilkada Serentak 2017, Ini Harapan Bawaslu

Media Gathering Bawaslu 2016 di Yogyakarta
Sumber :
  • VIVA.co.id / Suryanta Bakti Susila

VIVA.co.id - Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Muhammad memimpikan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2017 berjalan tertib dan aman. Hal itu disampaikan Muhammad dalam media gathering Bawaslu 2016, di Yogyakarta, Jumat, 5 Agustus 2016.

Muhammad lantas menceritakan pengalamannya melihat pelaksanaan pemilihan wali kota di Australia, beberapa waktu lalu. "Semua orang menyambut gembira. Masing-masing calon wali kota, baik itu yang incumbent maupun bukan, membuat pesta di taman-taman kota dan disediakan makanan dan minuman bagi masyarakat yang bisa dinikmati secara gratis. Itu semua dengan anggaran negara," ujar Muhammad.

Dalam pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) di Australia, menurut dia, tidak terjadi bentrokan antara pendukung, seperti yang kerap terjadi dalam pemilu di Indonesia. "Di sini (Indonesia) semua yang terlibat dalam pelaksanaan pemilu stres dari berbulan-bulan sebelum pemilu," ujarnya.

Muhammad berharap Pilkada serentak 2017 ini bisa berjalan tertib dan damai. "Tidak ada lagi cerita-cerita atau berita lemparan-lemparan batu dan sebagainya," katanya.

Dia pun ingin media sebagai salah satu bagian penting dalam pelaksanaan pemilu dapat ikut mendukung terciptanya pemilu yang damai. "Media bisa berdampak, baik atau buruk, kita pilih yang baik-baiknya saja,"ujarnya.

Sementara itu, anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arif Budiman mengatakan peran pers sangat vital dalam menyukseskan agenda pemilihan umum. Misalnya, peraturan yang baru diputuskan cepat tersebar di publik berkat pemberitaan. Namun, terkadang pengutipan tidak utuh menimbulkan bias.

Arif mengharapkan, media memberikan ruang untuk pendidikan kepada publik ihwal pemilu agar aturan main dapat dipahami dengan baik.

Dia menilai, Pilkada serentak 2015 relatif berjalan tertib. Namun, gaungnya kalah dengan pilkada sebelumnya. "Bagaimana agar pilkada ke depan ramai dan tertib," ujarnya.

Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen Arfi Bambani menyoroti banyaknya kekerasan yang dialami jurnalis ketika perhelatan pemilihan umum berlangsung.

"AJI mencatat, ketika pilkada tren kekerasan terhadap jurnalis meningkat. Pada 2015, kekerasan terbanyak terjadi di Sulsel (Sulawesi Selatan) karena sedang banyak pilkada di sana," ujarnya.

Sebab itu, Arfi mengingatkan, para jurnalis mengedepankan etika dalam melaksanakan tugas jurnalistiknya. Jurnalis perlu menjaga netralitas dan independensi.

Menurut Arfi, belakangan muncul berita-berita yang cenderung berisi iklan. Jurnalis diingatkan agar menjaga integritas dengan tidak memuat iklan yang diolah sedemikian rupa seolah-olah berita.
 

PDIP Masih Cari Momentum Baik untuk Umumkan Cagub DKI