1,7 Juta Orang Indonesia Terdampak Bencana dalam Enam Bulan
Jumat, 5 Agustus 2016 - 12:26 WIB
Sumber :
- Zulfikar Husein/ VIVA.co.id
VIVA.co.id
- Sebanyak 1,7 juta orang Indonesia menjadi korban dampak
selama bulan Januari hingga Juni 2016 dalam laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
).
Catatan , total yang terjadi di Indonesia selama kurun waktu enam bulan tersebut ada 1.089 kejadian. Masing-masing yakni, banjir 442 kejadian, puting beliung 314, tanah longsor 261, banjir disertai tanah longsor 30, kebakaran hutan dan lahan 11 kejadian.
Lalu, gelombang pasang atau abrasi 10 kejadian, gempa bumi delapan kejadian, kecelakaan transportasi tujuh kejadian, letusan gunung api lima kejadian, dan akibat aksi teror atau sabotase sebanyak satu kejadian.
Total jumlah korban meninggal tahun ini mencapai 267 orang. Terbanyak di bencana banjir 111 orang, lalu banjir 62 orang, banjir serta tanah longsor 41 orang, kecelakaan transportasi 31 orang, letusan gunung api dan aksi teror masing-masing tujuh orang. Serta puting beliung enam orang dan gempa bumi dua orang.
Bencana banjir menjadi bencana paling banyak membuat korban menderita atau mengungsi yang mencapai 1,6 juta orang. Lalu diikuti oleh bencana letusan gunung 72.620 orang, banjir dan tanah longsor 23.311 orang, tanah longsor 13.361 orang, puting beliung 3.077 orang, dan gempa bumi 972 orang.
Sedangkan untuk data kerusakan infrastruktur, mencatat ada 16.595 unit yang mengalami kerusakan. Sebanyak 2.092 unit diantaranya mengalami kerusakan berat.
Direktur Kesiapsiagaan Medi Herlianto menyebut masyarakat harus mewaspadai peringatan dini kebencanaan. Dengan itu risiko kebencanaan dapat diminimalisir. "Peringatan dini harus terpusat ke masyarakat. Jika masyarakat tidak paham dan tidak disertai latihan, alat (peringatan dini) belum berfungsi baik sebagai peringatan," kata Medi.
Catatan , total yang terjadi di Indonesia selama kurun waktu enam bulan tersebut ada 1.089 kejadian. Masing-masing yakni, banjir 442 kejadian, puting beliung 314, tanah longsor 261, banjir disertai tanah longsor 30, kebakaran hutan dan lahan 11 kejadian.
Lalu, gelombang pasang atau abrasi 10 kejadian, gempa bumi delapan kejadian, kecelakaan transportasi tujuh kejadian, letusan gunung api lima kejadian, dan akibat aksi teror atau sabotase sebanyak satu kejadian.
Total jumlah korban meninggal tahun ini mencapai 267 orang. Terbanyak di bencana banjir 111 orang, lalu banjir 62 orang, banjir serta tanah longsor 41 orang, kecelakaan transportasi 31 orang, letusan gunung api dan aksi teror masing-masing tujuh orang. Serta puting beliung enam orang dan gempa bumi dua orang.
Bencana banjir menjadi bencana paling banyak membuat korban menderita atau mengungsi yang mencapai 1,6 juta orang. Lalu diikuti oleh bencana letusan gunung 72.620 orang, banjir dan tanah longsor 23.311 orang, tanah longsor 13.361 orang, puting beliung 3.077 orang, dan gempa bumi 972 orang.
Sedangkan untuk data kerusakan infrastruktur, mencatat ada 16.595 unit yang mengalami kerusakan. Sebanyak 2.092 unit diantaranya mengalami kerusakan berat.
Direktur Kesiapsiagaan Medi Herlianto menyebut masyarakat harus mewaspadai peringatan dini kebencanaan. Dengan itu risiko kebencanaan dapat diminimalisir. "Peringatan dini harus terpusat ke masyarakat. Jika masyarakat tidak paham dan tidak disertai latihan, alat (peringatan dini) belum berfungsi baik sebagai peringatan," kata Medi.
Baca Juga :
BNPB: 3 Warga Meninggal dan 2 Hilang Akibat Banjir di Serang
Sebanyak 2.413 KK yang tinggal di 2.413 rumah masih terdampak banjir dengan tinggi muka air (TMA) antara 50-200 sentimeter.
VIVA.co.id
2 Maret 2022
Baca Juga :