Semarang Segera Razia 'Mi Bikini'
Rabu, 3 Agustus 2016 - 16:30 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id / Anwar Sadat
VIVA.co.id
- Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Kota Semarang, Jawa Tengah, akan melakukan razia ke sejumlah toko penjual makanan kemasan. Hal itu dilakukan untuk antisipasi peredaran jajanan ringan bernama Bikini Snack.
"Kami berencana melakukan koordinasi dengan lembaga-lembaga terkait untuk melakukan sweeping (razia) produk itu di pasaran," ujar Ketua LP2K Semarang Ngargono, Rabu 3 Agustus 2016.
Baca Juga :
Mi Bikini yang Meresahkan Negara
"Kami berencana melakukan koordinasi dengan lembaga-lembaga terkait untuk melakukan sweeping (razia) produk itu di pasaran," ujar Ketua LP2K Semarang Ngargono, Rabu 3 Agustus 2016.
Namun, Ngargono menyatakan belum menemukan atau mendapatkan informasi peredaran produk kontroversial itu di Kota Lumpia, sebutan untuk kota Semarang. Tapi jika melihat sejumlah
postingan
yang marak di sejumlah situs
online
, makanan yang menggunakan kemasan bergambar wanita berbikini itu dinilai sangat merugikan banyak pihak.
"Kami jelas tegas menyayangkan peredaran itu. Kalau sampai beredar di Semarang itu jelas sangat merugikan konsumen, terutama anak-anak kita," ujarnya.
Ngargono menambahkan, dari sisi produk, camilan anak-anak itu juga melanggar Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Dalam peraturan itu diatur bahwa produk makanan harus dikemas tidak menyesatkan masyarakat.
"Kalau kemasannya seperti itu jelas menyesatkan konsumen, terutama anak-anak. Oleh karena itu, kami juga akan mendesak BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) untuk memperketat peredaran jajanan ini,"
Sebelumnya diwartakan, produk makanan ringan bernama Bihun Kekinian atau Bikini Snack kini menghebohkan publik. Produk dengan kemasan gambar tubuh wanita berbikini itu diduga telah tersebar luas di sejumlah kota besar Indonesia.
Selain memperlihatkan gambar tubuh wanita berbikini, kemasan tersebut juga menuangkan tulisan 'Remas Aku' di sisi bawah gambar. Makanan ringan ini banyak dijual di situs belanja
online
. Harga yang ditawarkan antara Rp15 ribu sampai Rp20 ribu.
(ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Namun, Ngargono menyatakan belum menemukan atau mendapatkan informasi peredaran produk kontroversial itu di Kota Lumpia, sebutan untuk kota Semarang. Tapi jika melihat sejumlah