Menag Pastikan Kerusuhan di Tanjungbalai Bukan Isu Agama
Selasa, 2 Agustus 2016 - 07:01 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Anton
VIVA.co.id
- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memastikan akar permasalahan kerusuhan yang terjadi di Tanjungbalai, Sumatera Utaraā€ˇ, beberapa waktu lalu itu bukan karena soal agama, melainkan masalah etnis yang lama terpendam.
"ā€ˇTapi ini lebih ke persoalan etnis yang sudah cukup lama, seperti punya bibit, atau sesuatu api dalam sekam, kalau kemudian ada pemicunya itu kemudian meledak,ā€ˇ" ucap Lukman saat ditemui wartawan di salah satu hotel di kawasan Tugu Tani, Jakarta, Senin 1 Agustus 2016.
"ā€ˇTapi ini lebih ke persoalan etnis yang sudah cukup lama, seperti punya bibit, atau sesuatu api dalam sekam, kalau kemudian ada pemicunya itu kemudian meledak,ā€ˇ" ucap Lukman saat ditemui wartawan di salah satu hotel di kawasan Tugu Tani, Jakarta, Senin 1 Agustus 2016.
Sementara imbas dari dari kerusuhan yang berujung pembakaran beberapa rumah ibadah itu, kata Lukman, lantaran bentuk pelampiasan masyarakat yang diduga terprovokasi, khususnya yang terjadi melalui penyebaran media sosial.
ā€ˇOleh sebab itu, provokator yang menyebarkan kebencian kepada khalayak di Tanjungbalai saat ini statusnya sedang dalam pencarian untuk segera ditangkap oleh aparat Kepolisian.
ā€ˇLukman menambahkan, hingga saat ini pemerintah melalui beberapa pihak terkait terus melakukan penyelidikan. Selain itu, sejumlah pihak mulai dari aparat hingga tokoh-tokoh agama juga akan terus melakukan komunikasi agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
"Alhamdulillah, sudah tercapai kesepakatan itu, tidak hanya tokoh-tokoh agama, tapi juga tokoh masyarakat, baik formal maupun informal," tutupnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, di wilayah ini tepatnya pada Jumat malam, 29 Juli 2016 telah terjadi kerusuhan yang membuat delapan Vihara dirusak massa.
Usut punya usut, peristiwa ini merupakan kesalahpahaman soal pengeras suara di masjid. Akibat peristiwa ini, beberapa orang yang terlibat dalam kerusuhan telah diamankan petugas. Beberapa pelaku diketahui masih berusia belasan tahun.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sementara imbas dari dari kerusuhan yang berujung pembakaran beberapa rumah ibadah itu, kata Lukman, lantaran bentuk pelampiasan masyarakat yang diduga terprovokasi, khususnya yang terjadi melalui penyebaran media sosial.