Bebaskan Sandera Abu Sayyaf, Pemerintah Pilih Diplomasi

Keluarga korban sandera Kapal Charles 001
Sumber :
  • VIVA.co.id/Foe Peace Simbolon

VIVA.co.id - Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia (Dirjen PWNI) Kementerian Luar Negeri, Lalu Mohammad Iqbal menyatakan, pihaknya masih mengupayakan pembebasan korban penyanderaan kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina.

3 WNI Sandera Abu Sayyaf Dibebaskan

Dia menyebut, pihaknya masih akan mengedepankan upaya diplomasi dalam pembebasan itu.

"Kita menyebutnya diplomasi total. Semua aspek dilakukan, bahkan pemerintah saat ini bersatu semua. TNI, Polri, Kemenlu (Kementerian Luar Negeri), semua punya strategi yang sama di bawah krisis center, semua strategi jadi satu," ujar Iqbal di Gedung Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Senin 1 Agustus 2016.
KSAD Tunggu Perintah Panglima untuk Misi Bebaskan WNI

Menurut Iqbal, saat ini, yang menjadi prioritas bagi pemerintah adalah keselamatan para WNI yang menjadi sandera. Pemerintah akan berusaha keras dalam melakukan pembebasan. Namun, pembebasan para sandera itu tidak akan dilakukan dengan menggunakan uang tebusan.
Lagi, Seorang WNI Diculik di Perairan Malaysia

"Pemerintah tidak pernah berurusan dengan tebusan, bagi pemerintah prioritasnya keselamatan," sebut dia.

Lebih lanjut, Iqbal menyebut, perusahaan kapal juga akan ikut berkontribusi dalam pembebasan tujuh orang Anak Buah Kapal (ABK) Tugboat Charles 001 asal Samarinda, Kalimantan Timur, yang disandera Abu Sayyaf. "Perusahaan sudah komitmen, keselamatan dan melakukan yang terbaik dalam membebaskan sandera. Mohon doanya ya," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak tujuh orang dari 13 ABK Tugboat Charles 001 asal Samarinda, Kalimantan Timur, disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Aksi penyanderaan warga Indonesia oleh milisi Abu Sayyaf ini, merupakan yang ketiga selama 2016. (asp)
Wamenlu AM Fachir

Tiga Nelayan WNI yang Disandera Abu Sayyaf Akhirnya Bebas

Para nelayan disebut dalam keadaan sehat.

img_title
VIVA.co.id
17 September 2018