Keluarga Sandera Abu Sayyaf Minta Pemerintah Transparan
Senin, 1 Agustus 2016 - 16:09 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Foe Peace Simbolon
VIVA.co.id
- Anggota keluarga awak kapal tunda Charles 001, yang menjadi korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf di perairan Filipina, bersama anggota Komisi I DPR RI mendatangi Kantor Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri.
Kedatangan istri korban Ismail, yakni Dian Megawati Ahmad, dan anggota komisi I DPR RI, dilakukan untuk meminta pendampingan dan informasi perkembangan upaya pemerintah membebaskan para sandera.
Anggota Komisi I DPR RI, Irine Yusiana Roba Putri, mengungkapkan alasan mereka mendatangi kantor Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri, adalah untuk memastikan pemerintah tidak lalai dalam upaya pembebasan sandera dari kelompok Abu Sayyaf itu. Menurutnya, sekecil apapun informasi mengenai para sandera menjadi sangat penting.
"Pada prinsipnya adalah kita sama, memulangkan korban dengan selamat. Yang kita lakukan adalah alur komunikasi dan alur kerja sama yang dilaksanakan pemerintah, keluarga korban dan perusahaan berjalan dengan baik. Jadi, suatu soliditas untuk meringankan beban korban di sana agar segera misi ini terselesaikan," jelasnya saat bertemua dengan Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Mohammad Iqbal.
Menanggapi permintaan ini, Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Mohammad Iqbal, mengatakan pemerintah akan mengutamakan keselamatan para sandera dalam upaya pembebasan mereka.
"Kita sudah sama-sama menyampaikan bahwa bagi pemerintah, dimonitor terus oleh DPR, kita sepakat keselamatan sandera prioritas utama, sehingga setiap langkah akan kita kalkulasikan dengan mempertimbangkan keselamatan sandera," ujar Lalu di kantornya, Senin, 1 Agustus 2016.
Dia menjelaskan, mulai saat ini, pihaknya sepakat memperkuat konsolidasi di antara para pemangku kepentingan untuk upaya pembebasan sandera.
"Kita akan terus memperkuat komunikasi dalam upaya membebaskan sandera ini. Tidak bisa dilepaskan upaya kerja sama dari pemerintah, perusahaan, dan keluarga. Lebih-lebih dapat dukungan dari DPR," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, tujuh orang dari 13 awak Tugboat Charles 001 asal Samarinda, Kalimantan Timur, disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Aksi penyanderaan warga Indonesia ini menjadi yang ketiga kalinya selama 2016.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Kita sudah sama-sama menyampaikan bahwa bagi pemerintah, dimonitor terus oleh DPR, kita sepakat keselamatan sandera prioritas utama, sehingga setiap langkah akan kita kalkulasikan dengan mempertimbangkan keselamatan sandera," ujar Lalu di kantornya, Senin, 1 Agustus 2016.