Panglima TNI: Tantangan Terberat Indonesia Mulai Tahun 2043
Senin, 1 Agustus 2016 - 10:18 WIB
Sumber :
- Zahrul Darmawan/ VIVA.co.id
VIVA.co.id
- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memprediksi tantangan terberat bangsa ini akan hadir tiga dekade mendatang. Untuk itu, dia mengimbau generasi penerus bangsa lebih serius menjalani proses pendidikan.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Resep Panglima TNI untuk Raih Cita-cita Tinggi
"Kalau kuliah kamu, kuliah tidur-tidur saja, tidak 3,5 tahun lulus, maka tantangan yang kamu hadapi akan semakin besar. Kasihan anak cucumu. Menghadapi 2043, jumlah penduduk di negara non ekuator akan semakin banyak, energi semakin menipis, pangan dan air semakin terbatas, dan akhirnya mereka akan melirik bangsa ini," kata Gatot saat memberi kuliah umum untuk mahasiswa baru di Universitas Indonesia Depok, Senin 1 Agustus 2016.
Di hadapan ribuan mahasiswa baru itu, Gatot juga mengingatkan kembali mahasiswa pada kutipan Presiden pertama RI, Bung Karno, yang mengatakan kekayaan Indonesia akan membuat iri bangsa lain.
"Saya ingin menitipkan bangsa ini pada adik-adik. Indonesia adalah negara yang luar biasa dengan luas lautnya. Namun sayang, ikan masih impor. Ke depan, tantangan kalian akan semakin berat," tutur dia.
Di tengah acara, Gatot membuat suasana mencair ketika memberi tantangan pada hadirin dengan mengajukan pertanyaan. Apa yang akan para mahasiswa lakukan jika mereka memimpin negara non ekuator, yang umumnya memiliki sedikit sumber daya alam?
Para mahasiswa pun melontarkan beragam jawaban. Namun yang menarik adalah ada mahasiswa yang menjawab untuk menyelesaikan masalah itu dengan kolonialisasi.
"Jika kamu ingin perang dengan Indonesia, kamu akan berhadapan dengan saya," jawab Gatot disambut riuh tepuk tangan.
Pada akhir sambutannya, Gatot mengingatkan kembali mengenai pentingnya persatuan Indonesia, yang berlandaskan Pancasila.
(ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Saya ingin menitipkan bangsa ini pada adik-adik. Indonesia adalah negara yang luar biasa dengan luas lautnya. Namun sayang, ikan masih impor. Ke depan, tantangan kalian akan semakin berat," tutur dia.
