Kapolri: Kericuhan di Karo Akibat Dialog Belum Matang
Minggu, 31 Juli 2016 - 18:09 WIB
Sumber :
- Syaefullah/ VIVA.co.id
VIVA.co.id
- Protes pembongkaran pagar di lahan relokasi Mandiri tahap II di Dusun Lingga Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sabtu malam, 30 Juli 2016, berakhir ricuh. Seorang warga tewas di tengah kericuhan tersebut.
Baca Juga :
Stok Logistisk Pengungsi Sinabung Menipis
Menanggapi peristiwa ini, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menjelaskan, kericuhan ini terjadi karena kurangnya komunikasi mengenai rencana relokasi pengungsi erupsi Gunung Sinabung ke Dusun Lingga.
"Di Kabupaten Karo itu ada insiden yang berawal dari relokasi pengungsi Sinabung di Desa Lingga. Kemudian masyarakat Sesa Lingga ‎belum berkenan dengan pengungsi yang direlokasi di sana, karena masalah tanah mereka yang nanti mereka merasa terdesak," ucap Tito di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu, 31 Juli 2016.
Kata Tito, penolakan ini didasarkan pada keresahan warga, yang khawatir dusun mereka akan menjadi padat karena kedatangan warga baru yang berasal dari empat desa terdampak erupsi Sinabung.
"Mereka ada penolakan dan mengharapkan agar relokasi dilaksanakan di tempat lain. Mungkin dialognya belum matang di sana, sehingga ketika ada pengembang yang akan membangun tempat pengungsian disana, warga memasang pagar. Pagar itu menghalangi jalan," terang Kapolri.
Pagar itu kemudian dibongkar oleh pengembang yang berencana membangun hunian baru untuk warga terdampak erupsi Gunung Sinabung. "Sehingga ketika akan dibuka, pagar itu kemudian dibersihkan, ditolak oleh warga. Kemudian ada peristiwa alat berat yang dibakar berikut ada tenda polisi yang memang ditempatkan di sana untuk antisipasi, mengamankan situasi, tapi masyarakat yang ada resisten kemudian dibakar juga," tuturnya.
Akibat pembakaran ini, beberapa warga kemudian diamankan polisi di Polres Karo. Warga pun mendatangi kantor polres, meminta tetangga mereka yang diperiksa agar dibebaskan. Pada peristiwa itu juga terjadi aksi lempar batu.
"Setelah dibubarkan dengan gas air mata oleh Polres, warga membubarkan diri. Namun kemudian ada yang meninggal dunia. Hasil pemeriksaan ada luka terbuka di bagian belakang kepala. Ini sudah diperiksa dan diserahkan kepada keluarga, hari ini akan dimakamkan," ucap Tito.
‎Pasca peristiwa ini, aparat setempat pun menggelar dialog dengan warga Dusun Lingga. "Dialog sudah dilakukan melibatkan Wakapolda, Dandim, Kapolres, Bupati, DPR, dan lain-lain. Intinya warga menghendaki relokasi itu dibicarakan kembali yang di Desa Lingga itu. Mereka memberikan saran agar relokasi pengungsi Gunung Sinabung, yang empat desa tadi, itu ditempatkan di tempat lain," ujar Kapolri.
Masukan masyarakat ini akan dibahas lebih lanjut oleh pemerintah untuk mencari solusi paling tepat buat warga. Tito berharap kericuhan ini tidak terulang di kemudian hari. "Itu akan dibicarakan lebih lanjut dengan pemerintah daerah dan pusat, sehingga kita harapkan ada titik temu, solusi, dan jalan keluarnya bagi relokasi empat desa pengungsi Gunung Sinabung ini."
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Kata Tito, penolakan ini didasarkan pada keresahan warga, yang khawatir dusun mereka akan menjadi padat karena kedatangan warga baru yang berasal dari empat desa terdampak erupsi Sinabung.