PBNU Kutuk Perusakan Vihara di Tanjung Balai

Kerusuhan di Tanjungbalai Dipicu Pengeras Suara Masjid
Sumber :
  • VIVA.co.id/Putra Nasution
VIVA.co.id
- Sekertaris Jenderal (Sekjen) PBNU Helmy Faisal Zaini menyatakan pihaknya mengecam keras kasus perusakan serta pembakaran delapan Vihara di Tanjungbalai, Sumatera Utara yang terjadi Jumat malam 29 Juli 2016.

"PBNU mengutuk tindakan perusakan rumah ibadah di Tanjung Balai Sumut," kata Helmy Faisal di Jakarta, Sabtu 30 Juli 2016.

Dia meminta kepada aparat kepolisian untuk mengusut tuntas otak di balik kerusuhan tersebut.

Lebih lanjut dia mengimbau seluruh umat muslim di Indonesia, khususnya di Medan agar tidak terpancing dengan isu-isu dan provokasi yang berpotensi dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

CCTV Ungkap Pelaku Lain di Kasus Kerusuhan Tanjungbalai
"PBNU mengajak seluruh pihak untuk terus membangun kerukunan antar umat beragama di Indonesia," ujarnya.

Menag Pastikan Kerusuhan di Tanjungbalai Bukan Isu Agama
Diberitakan sebelumnya, aksi penyerangan dan pembakaran Vihara itu terjadi karena salah satu warga etnis Tionghoa merasa keberatan dengan volume pengeras suara dari Masjid Al Makshum, di Jalan Karya, Kelurahan TB Kota I, Kecamatan Tanjungbalai Selatan.

Tersangka Kerusuhan di Tanjungbalai Bertambah Jadi 17 Orang
Seorang warga etnis Tionghoa berinisial M (41 tahun) dikabarkan menegur pengurus Masjid itu agar mengurangi volume pengeras suara. Namun teguran itu dinilai menggunakan cara kasar kepada jemaah, sehingga pengurus masjid itu tersinggung dan berakhir dengan kasus penyerangan.

Pengamanan tempat ibadah pasca kerusuhan Tanjungbalai

Warga yang Protes Azan di Tanjungbalai Minta Maaf

Permohonan maaf itu telah disampaikan secara terbuka di Tanjungbalai.

img_title
VIVA.co.id
5 Agustus 2016