Haris Azhar: Saya Tanggung Jawab Penuh Atas Tulisan Freddy
Jumat, 29 Juli 2016 - 22:53 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id -
Sejumlah pihak meminta Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar, membuktikan tulisannya yang berjudul 'Cerita Busuk dari Seorang Bandit'. Namun, Haris mengaku tak punya kewajiban untuk melakukannya.
"Kalau saya dibebankan, saya tidak disupport fasilitas negara untuk pembuktian. Ada petunjuk lain yang bisa dikembangkan. Ada banyak nama, ada penggambaran tempat, itu menunjukkan informasi-informasi tambahan," kata Haris di kantor Kontras, Senin, Jakarta Pusat, Jumat, 29 Juli 2016.
Namun, Haris menegaskan bertanggung jawab penuh atas apa yang ia tulis tersebut.
"Saya sengaja pakai metode viral dan sudah diposting di web Kontras. Itu resmi dan saya tanggung jawab penuh atas tulisan tersebut," tegasnya.
Haris mengaku baru menulis tulisan yang kini menjadi kontroversi pada Senin, 24 Juli 2016. Namun, data dari tulisan itu dia dapat pada 2014 silam.
Saat itu, ia diajak seorang rohaniawan bernama suster Yani ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, dan akhirnya sempat berbincang dengan beberapa terpidana mati, yang salah satunya adalah terpidana mati kasus narkoba, Freddy Budiman yang baru saja menjalani eksekusi mati jilid III.
"Tulisan tersebut, saya bikin, baru pada hari Senin berapa hari yang lalu awal minggu ini. Tapi tulisan tersebut, saya susun dengan data yang saya dapati pada tahun 2014 di tengah masa kampanye Pemilihan Presiden (Joko Widodo)," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Freddy menjadi satu dari empat terpidana mati kasus narkoba yang dieksekusi mati di Lapas Nusakambangan dini hari tadi. Freddy, menjadi satu-satunua warga negara Indonesia yang dieksekusi mati tahap III.
Namun, jelang detik-detik eksekusi, Haris memposting tulisan yang mengejutkan publik di Tanah Air. Tulisan itu dimuat di akun resmi Facebook maupun Twitter Kontras. Kesaksian itu berjudul 'Cerita Busuk dari Seorang Bandit'.
"Saya sengaja pakai metode viral dan sudah diposting di web Kontras. Itu resmi dan saya tanggung jawab penuh atas tulisan tersebut," tegasnya.
Haris mengaku baru menulis tulisan yang kini menjadi kontroversi pada Senin, 24 Juli 2016. Namun, data dari tulisan itu dia dapat pada 2014 silam.
Saat itu, ia diajak seorang rohaniawan bernama suster Yani ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, dan akhirnya sempat berbincang dengan beberapa terpidana mati, yang salah satunya adalah terpidana mati kasus narkoba, Freddy Budiman yang baru saja menjalani eksekusi mati jilid III.
"Tulisan tersebut, saya bikin, baru pada hari Senin berapa hari yang lalu awal minggu ini. Tapi tulisan tersebut, saya susun dengan data yang saya dapati pada tahun 2014 di tengah masa kampanye Pemilihan Presiden (Joko Widodo)," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Freddy menjadi satu dari empat terpidana mati kasus narkoba yang dieksekusi mati di Lapas Nusakambangan dini hari tadi. Freddy, menjadi satu-satunua warga negara Indonesia yang dieksekusi mati tahap III.
Namun, jelang detik-detik eksekusi, Haris memposting tulisan yang mengejutkan publik di Tanah Air. Tulisan itu dimuat di akun resmi Facebook maupun Twitter Kontras. Kesaksian itu berjudul 'Cerita Busuk dari Seorang Bandit'.
Baca Juga :
Menguak Kejanggalan Hukuman Mati Mary Jane
Mary tidak dihukum mati pada eksekusi jlid III.
VIVA.co.id
13 Oktober 2016
Baca Juga :