Sekolah Semesta Kecam 'Fitnah' Kedubes Turki Soal Teroris
Jumat, 29 Juli 2016 - 17:37 WIB
Sumber :
- REUTERS/Kayhan Ozer/Presidential Press Office/Handout via Reuters
VIVA.co.id - Sekolah Semesta atau Bilingual Boarding School di Kota Semarang, Jawa Tengah, memprotes keras tudingan sekolahnya berafiliasi dengan organisasi pimpinan Fethullah Gulen, yang dianggap pemerintah Turki sebagai teroris.
Kepala Sekolah SMP-SMA Semesta Semarang, Moh. Haris, menyatakan bahwa tudingan Kedutaan Besar Turki kepada sembilan sekolah di Tanah Air terkait teroris itu fitnah belaka.
"Kami tekankan bahwa keterlibatan Sekolah Semesta terhadap (Fethullah) Gulen secara langsung tidak ada. Banyak orang yang terinspirasi Gullen. Jadi sekolah bukan di bawah (naungan Gulen). Tapi inspirator saja," kata Haris ditemui di Sekolah Semesta Semarang pada Jumat, 29 Juli 2016.
Menurutnya, sekolah yang didirikan pada 6 Mei 1999 itu tidak menopang anggaran dari pemerintah Turki. Maka persoalan politik yang kini berkecamuk di negara itu tidak berhak merecoki sekolah yang kini berada di kedaulatan Indonesia.
"Anggaran keterikatan dengan Turki enggak ada sama sekali. Maka tuduhan (teroris) itu justru sudah mengintervensi terhadap kedaulatan kita orang Indonesia," ujar Haris.
Sekolah Semesta segera menyampaikan nota keberatan kepada Kedubes Turki dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sebagai sekolah besar di Semarang, Semesta memang terhitung tak pernah absen prestasi di tingkat nasional maupun internasional. Sekolah yang berlokasi di Jalan Raya Semarang-Gunungpati Kilometer 15 Semarang itu memliki enam guru pengajar asal Turki. Guru-guru itu dinyatakan murni tenaga kerja asing yang didatangkan sesuai prosedur hukum yang berlaku.
"Tak ada itu pelajaran yang aneh-aneh. Apalagi istilah terorisme. Guru-guru Turki di sini kami anggap istimewa, karena selain skill (kemampuan) mumpuni, transfer of knowladge (transfer ilmu pengetahuan) mengenai kurikulum sangat bagus," kata Haris.
(ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Tak ada itu pelajaran yang aneh-aneh. Apalagi istilah terorisme. Guru-guru Turki di sini kami anggap istimewa, karena selain skill (kemampuan) mumpuni, transfer of knowladge (transfer ilmu pengetahuan) mengenai kurikulum sangat bagus," kata Haris.