Kronologi Eksekusi Mati Tahap III
- M Solihin
VIVA.co.id – Eksekusi mati tahap tiga sudah dilaksanakan di lapangan tembak Tunggal Panaluan, Nusakambangan, Cilacap Jawa Tengah, Jumat, 29 Juli 2016. Eksekusi terhadap empat terpidana hukuman mati kasus narkoba tepat dimulai pukul 00.45 WIB.
Keempat terpidana mati tersebut adalah Freddy Budiman dari Indonesia, Seck Osmane asal Nigeria, Humprey Ejike asal Senegal dan Michael Titus asal Nigeria.
Eksekusi mati berlangsung di tengah guyuran hujan deras. Hujan turun sejak pukul 23.20 WIB. Saat itu, hujan mengguyur diikuti cahaya kilat dan gemuruh guntur. Sekitar jam 00.15 WIB, hujan sempat berhenti. Namun, lima menit kemudian hujan turun kembali. Jarak pandang hanya sekitar 15 meter.
Guyuran hujan tak menyurutkan rencana eksekusi. Regu tembak tetap menjalankan tugasnya menembak mati para terpidana. Terpidana mati yang pertama kali ditembak yaitu Freddy Budiman, warga negara Indonesia (WNI). Freddy ditembak di tengah guyuran hujan.Â
Hasan Makarim, seorang rohaniawan yang mendampingi Freddy, mengatakan saat dieksekusi mati Freddy mengenakan pakaian serba putih. Bahkan Freddy sempat mengucapkan kalimat takbir saat detik-detik akan dieksekusi. "Freddy sempat takbir. Dia pakai baju putih-putih, pakai gamis," ujar Hasan saat keluar dari Nusakambangan, Jumat pagi, 29 Juli 2016.
Setelah Freddy, terpidana mati yang dieksekusi selanjutnya adalah Seck Osmani asal Nigeria. Seck telah divonis hukuman mati di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Seck telah mengajukan peninjauan kembali (PK) dua kali namun ditolak.
Terpidana mati yang ketiga dieksekusi adalah Michael Titus, yang juga warga negara Nigeria. Setelah itu, giliran Humprey Ejike yang dieksekusi mati. Humprey dan Titus juga telah melakukan PK. Namun semuanya ditolak.
Hujan terus turun selama proses eksekusi. Suara hujan seakan menjadi suara latar eksekusi mereka. Keempat terpidana mati tersebut tewas di tangan regu tembak dalam waktu sekitar satu jam.
Usai dieksekusi, para jenazah dibawa ke pemulasaraan untuk ditangani tim medis. Setelah itu keempat jenazah dibersihkan dan diurus sesuai agamanya masing-masing. Lalu dibawa ambulans yang telah diberi nomor 6, 7, 9, dan 11.
Empat ambulans lantas keluar dari Nusakambangan. Saat keluar dari Dermaga Wijaya Pura, ambulans pertama yang muncul yaitu nomor 11. Ambulans itu membawa jenazah Seck Osmane.Â
Ambulans kedua yaitu bernomor 9 yang berisikan jenazah Humprey Ejike alias Doctor. Disusul ambulans ketiga yaitu ambulans nomor 7 yang membawa jasad Freddy Budiman. Selanjutnya, ambulans terakhir itu nomor 6 yang membawa Michael Titus.
Keempat ambulans itu keluar dari dermaga dengan pengawalan ketat dari mobil patwal kepolisian. Mereka mengangkut jenazah dengan tujuan berbeda-beda.
Ambulans yang membawa jenazah Seck Osmane dan Michael Titus rencananya  menuju Jakarta. Jasad Osmane dan Titus akan disemayamkan terlebih dahulu di rumah sakit di Jakarta, sebelum diterbangkan ke negara asalnya, Nigeria.
Sedangkan ambulans yang mengangkut jenazah Humprey Ejike akan langsung menuju Banyumas, Jawa Tengah. Humprey akan dikremasi di Krematorium Banyumas, Jawa Tengah.
Untuk ambulans yang membawa Freddy Budiman akan menuju Surabaya, Jawa Timur.  Jasad Freddy dibawa ke rumah duka di Jalan Krembengan Baru VII, Surabaya, Jawa Timur.