Jelang Eksekusi, Tenda Biru Berdiri di Rumah Freddy Budiman

Rumah Freddy Budiman, terpidana mati kasus penyalahgunaan narkotik, di Krembangan Baru 6A, Krembangan, Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis, 28 Juli 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA.co.id - Kabar eksekusi mati 14 narapidana kasus narkotik di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa tengah, mulai tersiar. Kendati berat, keluarga tereksekusi tampaknya mulai siap menerima jenazah anggota keluarganya yang masuk daftar eksekusi.
 
Salah satu keluarga tereksekusi yang siap-siap menghadapi eksekusi itu ialah keluarga Freddy Budiman, gembong narkotik yang terbelit kasus peredaran 1,4 juta butir pil ekstasi. Di rumah kelahirannya di RT III RW I Kelurahan Krembangan Baru, Krembangan, Surabaya, Jawa Timur, terop atau tenda biru untuk menyambut jenazah sudah berdiri.
 
Rumah Freddy berada di perkampungan padat di Krembangan Baru. Terop didirikan mengangkangi jalan sempit yang membelah kampung itu. Puluhan kursi berwarna hijau disusun di depan pagar rumah dua lantai itu. Di sebelah rumah, gudang besar berdiri.
 
Saat VIVA.co.id mendatangi rumah Freddy pada Kamis sore, 28 Juli 2016, tidak siapa pun berada di dalam rumah bisa ditemui. Pintu pagar tertutup rapat-rapat. "Mungkin keluarganya ke Nusakambangan," kata Suwarno, Ketua Rukun Tetangga (RT) kampung Freddy lahir dan besar.
 
DPR: Kicauan Freddy Budiman Adalah Pintu Masuk
Di rumah itu, katanya, tinggal empat orang, yakni ibu Freddy, Nursiah, adik termuda Freddy, Mulyono, dan dua pembantunya. "Dua minggu lalu ibunya minta surat keterangan ke saya untuk digunakan besuk Freddy ke Nusakambangan. Tapi saya tidak tahu kelanjutannya," ujar Suwarno.
 
Anak Dititipkan ke Pamannya, Malah Dicabuli
Dia mengaku kenal Freddy sejak dia masih muda. Di mata Suwarno, bandar narkotik itu ramah dan dermawan saat bergaul dengan warga kampung. Dia tidak menyangka akhir hidup Freddy berujung di hadapan regu tembak di Lapas Nusakambangan. "Kalau ketemu saya sering diberi uang sama Freddy," katanya.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma.

Risma: Jerman Sumbang Rp1,5 Triliun untuk Bangun Trem

Sisanya, akan minta anggaran dari APBN.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016