Kronologi Polisi Salah Tembak TNI Satgas Tinombala di Poso
Kamis, 28 Juli 2016 - 07:56 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Zainuddin MN
VIVA.co.id - Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Brigjen Polisi Rudy Sufahriyadi mengemukakan, insiden penembakan oleh anggota Tim Sekat Brimob terhadap Tim Satu Satuan Tugas (Satgas) Tinombala di Desa Towu, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, murni karena miskomunikasi antara kedua tim.
Insiden itu terjadi berawal ketika Tim Satu Satgas Tinombala mendapat informasi ada dugaan penimbunan senjata di salah satu gua, tidak jauh dari pemukiman warga di Desa Towu. Tim lantas melakukan penelusuran ke lokasi. Namun, saat berada di dekat gua, tim ini disergap aparat Brimob yang juga mendapat laporan ada orang bersenjata sedang berada di perbukitan.
Anggota Brimob ini langsung mendatangi lokasi itu. Mereka memergoki sejumlah orang bersenjata sedang berada tidak jauh dari sebuah gua itu. Sempat terjadi kontak senjata antara anggota Brimob dan kelompok tersebut, yang diduga sisa kelompok Santoso. Beberapa saat kemudian satu orang dari kelompok itu tertembak, sementara empat orang lainya dapat disergap.
Setelah aksi penyergapan dilakukan, baru diketahui ternyata kelompok itu adalah anggota Tim Satu Satgas Tinombala. Satgas itu terdiri dari anggota intelijen dari Sandi Yudha Kopassus dan intelijen dari Korem 132 Tadulako. Saat itu diketahui yang terkena tembakan di bagian kepala adalah Sersan Dua (Serda) Muhammad Ilman, anggota intelijen Korem 132 Tadulako.
“Dalam sebuah operasi tadi (kemarin) siang, yang harusnya kami melakukan operasi dengan sasaran para DPO (daftar pencarian orang) ternyata yang gugur adalah Serda Muhammad Ilman,” kata Rudy kepada wartawan di Poso, Rabu, 27 Juli 2016.
Sersan Dua Muhammad Ilman meninggal dunia dengan luka tembak di bagian kepala. Sementara, empat anggota intelijen lainnya, termasuk dua warga sudah diambil keterangan oleh tim Satgas Tinombala, baik dari Polri maupun TNI.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
“Dalam sebuah operasi tadi (kemarin) siang, yang harusnya kami melakukan operasi dengan sasaran para DPO (daftar pencarian orang) ternyata yang gugur adalah Serda Muhammad Ilman,” kata Rudy kepada wartawan di Poso, Rabu, 27 Juli 2016.