Tujuh Partai Kini Bertengger di Kabinet Jokowi-JK
- VIVA.co.id/Ezra Natalyn
VIVA.co.id - Perombakan Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dilakukan untuk kedua kalinya setelah terakhir diresmikan pada Oktober 2014.
Perombakan pertama dilakukan pada Agustus 2015 atau 10 bulan berjalan usai dilantik. Saat itu, terdapat lima menteri yang diganti, yakni Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno diganti dengan Luhut Binsar Pandjaitan yang sebelumnya menjabat Kepala Kantor Kepresidenan.
Lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang sebelumnya dipegang oleh Sofyan Djalil digantikan oleh Darmin Nasution. Kemudian, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel digantikan oleh Thomas Trikasih Lembong.
Terakhir Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinof Chaniago dilimpahkan kepada Sofyan Djalil. Serta pergantian Sekretaris Kabinet dari Andi Widjajanto ke Pramono Anung.
Secara komposisi partai, para menteri kabinet kerja pada 2014-2015, masih dikuasai oleh lima partai besar, PDIP, PKB, Partai Nasdem, Partai Hanura, dan PPP. Rincinya dapat dilihat di tabel di bawah ini:
PDIP
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga
Sekretaris Kabinet Pramono Anung
Partai Kebangkitan Bangsa
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Djafar
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi
Partai Nasional Demokrat
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar
Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan
Partai Hati Nurani Rakyat
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi
Menteri Perindustrian Saleh Husin
Partai Persatuan Pembangunan
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Dari komposisi itu, bisa terlihat jika total 34 menteri yang ada sebanyak 13 di antaranya merupakan representasi partai pendukung Jokowi saat pelaksanaan Pilpres tahun 2014.
Partai Tambahan
Di tahun ini, Jokowi kembali melakukan perombakan. Salah satu alasannya adalah tuntutan untuk meningkatkan daya saing dan kemampuan Indonesia dalam ekonomi global.
"Saya menyadari tantangan-tantangan terus berubah dan membutuhkan kecepatan kita dalam bertindak dan memutuskan. Langsung dirasakan rakyat, baik jangka pendek, menengah dan panjang," kata Jokowi di Istana Negara, Rabu, 27 Juli 2016.
Di tahun ini lah, Jokowi kembali mengukuhkan dua partai tambahan yang sejak beberapa waktu lalu telah menyatakan dukungannya. Kedua partai itu yakni, Partai Amanat Nasional dan Partai Golkar.
Atas itu, representasi kedua partai tersebut akhirnya diwujudkan dalam pembagian jatah menteri di Kabinet Kerja.
Tercatat, setelah lebih dari 10 bulan komposisi kedua disusun pada Agustus 2015 lalu, Jokowi kini merombak 13 orang di kabinet, sembilan di antaranya merupakan nama baru. Sementara sisanya, empat orang hanya bertukar posisi. Lihat tabel:
1. Jenderal (purn) Wiranto (Menko Polhukam)
2. Sri Mulyani (Menteri Keuangan)
3. Eko Putro Sendjojo (Mendes PDT)
4. Budi Karya Sumadi (Menteri Perhubungan)
5. Muhajir Effendy (Mendikbud)
6. Enggartiasto Lukita (Menteri Perdagangan)
7. Airlangga Hartarto (Menperin)
8. Archandra Tahar (Menteri ESDM)
9. Asman Abnur (Menpan RB)
Dengan perombakan ini juga, maka otomatis komposisi partai yang berada di kabinet Jokowi-JK ikut bertambah. Dua figur representasi partai ini diwakili oleh Airlangga Hartarto dari Golkar dan Asman Abnur dari PAN.
Di perombakan kali ini juga, Hanura akhirnya hanya tersisa satu orang lewat Wiranto. Setelah sebelumnya dipegang oleh Yuddy Chrisnandi di Menpan RB dan Saleh Husin di Menteri Perindustrian.
Berikut komposisi menteri berdasarkan partai:
1. PDIP
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (tetap)
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo (tetap)
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly (tetap)
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga (tetap)
Sekretaris Kabinet Pramono Anung (tetap)
2. Partai Kebangkitan Bangsa
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri (tetap)
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (tetap)
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi (tetap)
3. Partai Nasional Demokrat
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar (tetap)
4. Partai Persatuan Pembangunan
Menteri Agama Lukman Hakim Syaefudin (tetap)
5. Partai Golkar
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (baru)
6. Partai Hati Nurani Rakyat
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto (baru)
7. Partai Amanat Nasional
Menteri pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur
Terlihat dari komposisi baru ini, maka Hanura terpaksa kehilangan dua menterinya yakni Yuddy Chrisnandi dan Saleh Husin. Sementara Partai Nasdem harus kehilangan satu orang yakni Ferry Mursyidan Baldan.
Alhasil, kini Jokowi memiliki tujuh partai besar yang kini bertengger di posisi kabinet kerja. Meski ada perampingan di beberapa partai penyokong, namun sepertinya dorongan partai tambahan yang melesak masuk ke kabinet menjadi pertimbangan besar Jokowi mengambil sikap. (ase)