Ryamizard: Saya Dipanggil Bapak Presiden
Rabu, 27 Juli 2016 - 06:46 WIB
Sumber :
- REUTERS/Darren Whiteside
VIVA.co.id
- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyampaikan permohonan maafnya karena tidak bisa membuka Konferensi Ulama Internasional dan Ulama Thoriqoh Nasional, di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu, 27 Juli 2016.
Ryamizard mengatakan, ia tidak bisa menyampaikan pidato pembukaan karena harus menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga :
Menhan Kritik Ketua DPR Soal Lobi Pesawat
"Pada malam hari ini, saya tidak bacakan semua pengantar ini, tapi besok ada yang mewakili saya karena saya harus kembali karena dipanggil Presiden, tapi saat penutupan saya akan hadir," ujar Ryamizard, dalam silaturahim di kediaman Ketua Nasional Thoriqoh Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya, Selasa malam, 26 Juli 2016.
Penutupan konferensi itu dijadwalkan berlangsung pada 29 Mei 2016.
Dalam pemaparannya, Ryamizard menjelaskan mengenai terorisme, radikalisme dan mengenai bela negara.
Ryamizard menjelaskan, terorisme dan radikalisme adalah ancaman nyata saat ini, terutama dalam keutuhan bangsa dan negara.
Ia mencontohkan, beberapa kasus teror seperti yang terjadi di beberapa negara seperti Turki, Jerman dan Perancis.
Apalagi, banyak aksi teror yang membawa nama agama, khususnya Islam. Ryamizard menegaskan, sikap itu adalah penyalahgunaan terhadap ajaran Islam.
"Karena agama Islam yang kita jaga bersama ternyata disalahgunakan oleh beberapa kelompok orang yang mengatasnamakan Islam, tetapi perbuatannya di luar apa yang harus dilakukan seorang Islam," ujar Ryamizard.
Baca Juga :
Pembebasan Sandera Lewat Operasi Militer Berisiko Kematian
"Kalau yang mati yang teroris nggak ada masalah."
VIVA.co.id
7 April 2016
Baca Juga :