Cerita Tetangga Soal Sosok Merry Utami, Napi Terpidana Mati
- Antara/ Idhad Zakaria
VIVA.co.id – Salah satu napi yang disebut-sebut akan menjalani eksekusi mati di depan regu tembak di Lapas Nusakambangan adalah Merry Utami.
Sebelum tertangkap membawa 1,1 kilogram heroin di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng pada 2001, Merry Utami pernah tinggal bersama saudara kandungnya di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Meski pernah tinggal bersama kakak kandungnya, tepatnya di Jalan Veteran 2, Kampung Notosuman, Kelurahan Singopuran, Kartasura, Sukoharjo, namun berdasarkan keterangan dari tetangga, Merry terlihat tertutup dan jarang bersosialisasi.
"Selama tinggal di kampung ini bersama kakaknya, orangnya biasa saja. Orangnya pendiam dan tidak suka bergaul. Sehari-hari hanya di rumah. Merry hanya sekitar setahun tinggal di sini," kata salah seorang tetangganya, Priyono, Senin 25 Juli 2016.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, Merry pernah meminta tolong untuk membuatkan KTP sekitar tahun 2000 silam. Meski orangtuanya tinggal di Baluwarti Solo, ia lebih memilih tinggal bersama dengan kakak kandungnya di Notosuran, Singopuran, Kartasura, Sukoharjo.
"Merry memilih tinggal bersama kakak kandungnya, ketimbang bersama orangtuanya, karena ada masalah keluarga," ujarnya.
Sementara itu, kerabat Merry terlihat menolak untuk ditemui. Bahkan, kerabat itu langsung menutup pintu rapat, begitu mengetahu ada yang datang untuk meminta keterangan terkait Merry.
Merry ditangkap petugas Bandara Soekarno Hatta pada Oktober 2001 silam, karena kedapatan membawa 1,1 kilogram heroin. Selanjutnya, Pengadilan Negeri Tangerang pun menjatuhkan vonis hukuman mati tahun pada 2003 lalu.
Saat ini, terpidana mati Merry Utami telah dipindahkan ke sel isolasi di Lapas Nusakambangan. Sebelum dipindah ke Nusakambangan, Merry menghuni Lapas wanita Tangerang. (asp)