Menko Luhut : Lebih Bahaya Narkoba, Dibanding Aksi Terorisme
- Aryo Wicaksono/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Peredaran narkoba di Indonesia sudah sangat memperihatinkan. Jumlah korban yang tewas akibat narkoba mencapai 40 orang per harinya.
Hal itu sangat memprhatinkan. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, bahaya narkoba lebih besar dibandingkan aksi terorisme yang terjadi di Tanah Air.
"Kalau ditanya soal lebih bahaya mana antara narkoba dengan teroris, menurut saya jelas lebih bahaya narkobalah. Tapi, dua-dua juga bahaya," kata Luhut saat menjadi narasumber pada kuliah umum di Kampus Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan, Senin, 25 Juli 2016.
Ia mengatakan, narkoba tidak mengenal usia dan kalangan. Untuk itu, pemerintah Indonesia menyatakan perang atas peredaran narkoba di Indonesia. Segala upaya dan program pencegahan dan penindakan terhadap pelaku narkoba. "Karena kan narkoba itu tak ada urusan agama, suku dan pangkat," jelasnya.
Luhut tidak menampik, peredaran narkoba di Tanah Air banyak dikendalikan oleh terpidana narkoba di dalam rumah tahanan negera (Rutan) atau di lembaga pemasyarakatan (Lapas) yang ada di Indonesia.
"Hal ini perlu kita waspadai. Apalagi, peredaran narkoba juga sudah diatur dalam penjara," ungkap menteri asal Sumut itu.
Luhut mengimbau kepada seluruh mahasiswa untuk tidak mencoba narkoba dan ikut serta pada peredaran narkoba. Sebab, peredaran narkoba juga ada di area kampus dengan sasaran kaum mahasiwa.
Bahaya narkoba tidak memandang kasta dan usia. Baik mahasiswa maupun belajar. Ia meminta ketegasan rektorat bila terbukti mahasiswa menggunakan narkoba melalui tes urine untuk dilakukan pembinaan hingga tindak tegas berupa Drop Out (DO).
"Kalau dapat (urine mahasiswa positif narkoba) ya pecat. Ini sudah nggak bisa lagi dan tidak main-main dengan itu," ujarnya. (asp)