Orang-orang di Balik Kampung Rio de Janeiro di Malang
- VIVA.co.id/Lucky Aditya
VIVA.co.id - Sebuah kampung yang dahulu kumuh dipermak sedemikian rupa hingga tampak rapi dan indah di Kota Malang, Jawa Timur. Hampir semua rumah dan bangunan dicat dengan warna-warni mencolok.
Sebagian menjuluki kampung itu sebagai Rio de Janiero ala Indonesia. Soalnya kampung itu menyerupai kawasan Kickstater, Rio de Janiero, Brasil.
Kampung Rio de Janiero ala Indonesia itu terletak di bantaran Sungai Brantas, Jalan Juanda, Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Kawasan itu kini dikunjungi ratusan wisatawan saban hari.
Para wisatawan datang karena penasaran melihat cat warna-warni yang menghiasi genting dan dinding sekitar 90 rumah warga Jodipan. Di lokasi itu, pengunjung bisa berfoto-foto dengan latar belakang perkampungan.
Ada sentuhan tangan mahasiswa dan Universitas Muhamadiyah Malang (UMM) di balik upaya menyulap kampung kumuh itu jadi permukiman indah nan unik. Mereka adalah delapan mahasiswi dan mahasiswa semester enam Jurusan Ilmu Komunikasi UMM, antara lain, Nabila Firdausiyah, Salis Fitria, Ira Yulia Astutik, Dinni Anggraeni, Wahyu Fitria, Elmy Rukhiatun, Fahd Afdallah, dan Ahmad Wiratman.
"Semua berawal dari tugas public realition (hubungan masyarakat) mata kuliah manajemen even yang mengharuskan kita mencari real client, yang dapat kita riset dan analisis permasalahan mereka apa dan bisa diselesaikan dengan even," ujar Nabila Firdausiyah, Ketua Tim, ketika ditemui wartawan pada akhir pekan lalu.
Kedelapan mahasiswa dan mahasiswi itu lalu mencoba menawarkan diri kepada perusahaan cat di Kota Malang. Bak gayung bersambut, perusahaan cat itu meminta Nabila untuk mencari suatu target wilayah yang bisa menjadi sasaran tanggung jawab sosial perusahaan. “Ketemulah kampung Jodipan," kata Nabilah.
Kampung warna-warni di Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. (VIVA.co.id/Lucky Aditya)
Nabila mengaku dia bersama anggota tim sebelumnya melakukan penelitian untuk menemukan permasalahan di kampung Jodipan. Tim menemukan fakta bahwa Jodipan salah satu kampung kumuh dan masyarakatnya masih membuang sampah di bantaran sungai.
"Oleh karena itu, tujuan kita ingin memperindah Jodipan menjadi kampung warna-warni melalui kegiatan ini, sehingga dapat mengubah kebiasaan warga membuang sampah ke sungai, dan warga Jodipan mau menjaga lingkungannya agar lebih bersih," ujar Nabila.
Dengan keberadaan kampung warna-warni itu, dia berharap ada dampak positif bagi masyarakat sekitar. Mulai segi ekonomi dan mengubah kebiasaan masyarakatnya yang membuang sampah di sungai.
“Ini sudah cantik, meski pun proses pengecatan belum selesai. Yang masih jadi tantangan bagi kami adalah melakukan pemantauan rutin, dan pembaruan cat," kata Nabila.
Kampung warna-warni di Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. (VIVA.co.id/Lucky Aditya)
Parin, Ketua Rukun Warga 02, Kelurahan Jodipan, membenarkan penggagas kampung warna-warni adalah mahasiswa dan mahasiswi UMM. Kini warga sekitar terus mengerjakan pengecatan yang belum rampung. Ada 90 rumah yang ditargetkan menjadi warna-warni.
"Pokoknya sebelum tanggal tujuh belas Agustus harus selesai. Saya juga mengimbau pengunjung dan warga tidak melakukan coret-coret agar tidak merusak kecantikan kampung warna-warni," ujar Parin.
Delapan mahasiswa Universitas Muhamadiyah Malang yang menggagas kampung warna-warni di Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. (VIVA.co.id/Lucky Aditya)
Keberadaan kampung warna-warni itu menjadi berkah bagi masyarakat sekitar. Berbagai usaha, seperti berjualan minuman kemasan hingga membuka tempat parkir kendaraan bermotor, mulai bermunculan.