Latihan Bersama Malaysia, TNI Bantah Terkait Sandera WNI
- Antara/R. Rekotomo
VIVA.co.id – Sebanyak 499 pasukan gabungan TNI Kamis pagi, 21 Juli 2016, telah diberangkatkan ke Kuantan, Malaysia, untuk melakukan latihan operasi gabungan dengan Malaysia. Latihan gabungan tersebut melibatkan tiga matra yaitu Angkatan Darat, Laut dan Udara.
Namun, pihak TNI menampik bahwa latihan gabungan ini dalam rangka peningkatan keamanan bersama di Laut China Selatan dan pengamanan perompakan.
Wakil Asisten Operasi Panglima TNI, Laksamana Pertama Harjo Susmoro mengatakan, bahwa latihan gabungan kali ini hanyalah latihan rutin antara kedua negara.
"Ini tidak ada kaitan dengan Laut China Selatan apalagi kasus perompakan lho ya. Ini rutin tiga tahun sekali dengan nama Operasi Malindo," kata Laksamana Pertama Harjo Susmoro di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Menurutnya, agenda latihan gabungan ini akan fokus melatih kemampuan prajurit pada penanganan bencana dan penyelamatan terhadap korban bencana khususnya bencana alam. "Ini latihan bilateral antara Indonesia dan Malaysia, kita untuk yang saat ini fokus latihan penanggulangan bencana" ujarnya.
Pasukan yang dilibatkan menurut Harjo, merupakan pasukan terpilih di satuannya masing-masing. Pada periode latihan gabungan berikutnya, pasukan yang dilibatkan akan bergantian.
"Jadi ini peserta memang pilihan dari masing masing satuan, tapi sistemnya nanti pada latihan selanjutnya akan dirolling dengan yang sekarang belum ikut."
Diketahui, saat ini total 10 WNI masih berada dalam tawanan Abu Sayyaf, dan sudah empat kali WNI disandera oleh kelompok Abu Sayyaf. Terakhir, tiga WNI disandera kelompok Abu Sayyaf ketika melewati perairan kawasan Felda Sahabat, Tungku, Lahad Datu Sabah, Negara Bagian Malaysia. Ketiganya adalah ABK pukat tunda LD/114/5S milik Chia Tong Lim berbendera Malaysia.
(mus)