Impor Jeroan, Pemerintah Perlu Beri Jaminan soal Budi Daya
- VIVA.co.id/M. Ali. Wafa
VIVA.co.id – Impor bagian dalam sapi atau jeroan menjadi pro dan kontra menyusul impor yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan). Salah satu yang menjadi perhatian adalah kekhawatiran kurang aman dan berisikonya bahan jeroan yang dikirim dari luar negeri bagi kesehatan.
"Kalau dari strategi kesehatan memang ada dualisme dalam hal ini ya," kata Ahli Gizi Hardinsyah kepada tvOne, Kamis 21 Juli 2016.
Dia meneruskan, jeroan memiliki kandungan lemak yang relatif tinggi, namun berbeda antara bagian jeroan satu dengan lainnya. Misalnya, kata Hardinsyah, kandungan lemak dalam otak sangat tinggi dibandingkan jeroan lainnya. Namun ada pula kandungan cadangan gizi pada bagian jeroan tertentu seperti hati. Hanya kata dia, harus dipastikan bahwa sapi tersebut berasal dari budi daya yang sehat.
"Selagi(ternak) aman pasti ada manfaatnya, Hati misalnya cadangan zat gizi, vitamin dan asam folat," kata dia lagi.
Hardinsyah mengatakan, jeroan memang kerap masih dikonsumsi oleh masyarakat. Namun dia mengimbau agar orang dengan riwayat kolesterol dan asam urat dan penyakit lain yang perlu mengurangi lemak hati-hati mengonsumsinya.
Sementara menyoal masalah impor jeroan, Hardinsyah menilai pemerintah perlu menjamin bahwa ternak yang jeroannya diimpor adalah yang diternakkan dan dipotong dengan baik sehingga tidak berisiko bahan beracun. Selain itu, dia juga meminta pemerintah memastikan agar produk impor itu diperuntukkan bagi konsumsi rumah tangga.
Pasalnya jika dibeli oleh industri untuk produk olahan, maka kualitas produk tidak selalu bisa terjamin.
"Jadi kalau betul untuk Jabodetabek, tolong pengawasannya ketat bahwa ini bukan untuk konsumen industri," kata dia.
(ren)