Turis Dilarang Dekati Ritual Kasada Suku Tengger di Bromo
- Antara/ Saiful Bahri
VIVA.co.id - Upacara Yadnya Kasada digelar di kawah Gunung Bromo, Jawa Timur, pada Kamis 21 Juli 2016. Ritual adat itu sedikit terganggu karena aktivitas Bromo meningkat dan berstatus waspada akibat erupsi.
Ribuan orang memadati kawasan Gunung Bromo untuk melihat ritual tahunan itu. Yadnya Kasada berlangsung dengan pengamanan ekstra demi menjaga keselamatan masyarakat dan pengunjung karena kondisi Bromo masih tidak aman bagi masyarakat umum.
"Hanya masyarakat lokal seperti pemangku adat, tabib dan dukun suku Tengger yang diperbolehkan mendekat ke kawah Gunung Bromo," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTN BTS), John Kenedie.
Ritual Yadnya Kasada adalah adat istiadat dan kepercayaan masyarakat Tengger yang dilakukan sekali dalam setahun setiap tanggal 14 atau 15 pada bulan Kasada sesuai penanggalan Suku Tengger. Masyarakat yang mengikuti upacara diminta menjaga keselamatan dan keamanan selama upacara berlangsung.
Petugas Balai Besar TNBTS memasang garis polisi di sekitar kawah dan sejumlah papan peringatan agar para wisatawan atau turis tak nekat mendekat ke kawah. "Demi keamananan dan keselamatan, wisatawan menjaga jarak maksimal radius satu kilometer dari bibir kawah," ujar John Kenedie.
Ritual selesai dengan pelemparan sesaji hasil bumi dari sawah, ladang dan ternak masyarakat Tengger, yang dilempar ke kawah Bromo. Upacara Yadnya Kasada adalah persembahan sesaji kepada Sang Hyang Widi sesuai kepercayaan Hindu Tengger atas hasil bumi.
Meski Bromo terus mengeluarkan asap tebal, berwarna putih kecoklatan, tidak menjadi ancaman bagi masyarakat Tengger untuk tetap melakukan ritual Yadnya Kasada. Masyarakat yang usai melakukan ritual meninggalkan Pura Poten Luhur dan lautan pasir.