125 Anak Jadi Korban Vaksin Palsu di RS Elisabeth Bekasi
- VIVA.co.id/M. Ali. Wafa
VIVA.co.id – Rumah Sakit (RS) St Elisabeth telah memberikan keterangan resmi terkait kasus vaksin palsu. Dari data yang dihimpun, diduga ada sebanyak 125 anak yang merupakan pasien rumah sakit yang menjadi korban.
Sejak kasus ini berembus beberapa waktu lalu, tempat pelayanan kesehatan di Jalan raya Siliwangi, Rawa Lumbu, Bekasi itu sempat digeruduk orangtua pasien yang ingin meminta penjelasan rumah sakit atas penggunaan vaksin.
Orangtua bahkan sempat emosi dan menuntut penjelasan transparan dari RS. Sabtu lalu, kala diadakan audiensi yang dihadiri Direktur Utama RS St Elisabeth, dr Antonius Yudianto, bahkan sempat terjadi kericuhan.
Dari data posko pengaduan yang dibuka RS Elisabeth, sekitar 450 orang telah mengadukan diri menjadi korban penggunaan vaksin palsu di rumah sakit St Elisabeth. Namun dari jumlah tersebut, diperkirakan 125 anak yang terpapar vaksin palsu.
"Dari data yang masuk ke kami di posko pengaduan ada sekitar 450 anak. Namun menurut kami diperkirakan hanya 125 anak yang diduga menjadi korban vaksin palsu itu," kata Antonius di Bekasi, Jawa Barat, Kamis 21 Juli 2016.
Dia mengatakan, data itu memang masih mungkin bertambah. Pihaknya menunggu verifikasi dari Satgas Penanganan Vaksin Palsu dari Kementerian Kesehataan (Kemenkes) dan Bareskrim Polri.
"Data yang kami miliki sudah kami berikan ke Satgas Kemenkes dan Bareskrim Polri untuk diverifikasi lagi, setelah itu baru akan dilakukan vaksinasi ulang kepada para pasien yang diduga menjadi korban," jelasnya.
Lebih lanjut diakui Antonius, pihak rumah sakit sampai saat ini masih berkoordinasi dengan pemerintah Kota Bekasi untuk langkah selanjutnya.
"Kami sempat diundang oleh Satgas dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi untuk membicarakan pelaksanaan vaksinasi ulang dan langkah ke depan yang akan kami lakukan," tuturnya.
RS Elisabeth kata dia juga telah kedatangan petugas dari Satgas Kemenkes dan Bareskrim Polri. Namun pihaknya mengakui tak ada yang disampaikan kepada pihak rumah sakit.
"Ya kami sama sekali tidak tahu apa yang mereka (Satgas) lakukan saat itu, saat ditanya mereka tidak memberikan jawaban," ujarnya.
Namun demikian, Antonius menjelaskan, Satgas Kemenkes dan Bareskrim datang ke rumah sakit juga dalam rangka melakukan audit data pasien dan memberikan arahan pelaksanaan vaksinasi ulang.
"Jadi untuk tindak lanjut terkait ke depannya, kami menunggu instruksi dari Kemenkes yang saat ini sedang melakukan verifikasi data milik rumah sakit," katanya.