Santoso Tewas, Penggantinya Bisa Ali Kalora atau Barok
Selasa, 19 Juli 2016 - 14:15 WIB
Sumber :
- VIVA/Agus Rahmat
VIVA.co.id – Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen (Pol) Rudy Sufahriadi mengatakan, setelah Santoso tewas, maka kekuatan kelompok ini makin melemah. Dari 21 anggota yang tersisa di Poso, kini tinggal 19 orang dan tanpa Santoso.
Rudy mengatakan, perkiraan awal bila Santoso berhasil dilumpuhkan, penggantinya adalah Basri. Namun ternyata, dua mayat yang berhasil dilumpuhkan diduga kuat selain Santoso adalah Basri. Kalau dua nama itu tewas, maka Rudy menyebut ada dua lagi yang berpotensi menggantikan Santoso untuk memimpin pergerakan kelompok ini.
"Semula kami berpendapat kalau Santoso tertangkap, pasti penggantinya Basri. Tapi setelah Basri dan Santoso tidak ada, kalau tidak Ali Kalora, ada yang namanya Barok," ujar Rudy, di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 19 Juli 2016.
Rudy tidak menjelaskan lebih rinci siapa sosok Ali Kalora dan Barok. Namun, dari 21 anggota kelompok Santoso yang tersisa memang diakuinya terpecah dua, yakni tim 16 yang dipimpin oleh Ali Kalora dan tim lima yang dipimpin Santoso.
Meski begitu, dugaan Ali yang menggantikan Santoso, karena secara senioritas dia yang lebih tua dari anggota lain. Meski begitu, Rudy berharap saat ini jaringan Santoso yang tersisa belum bisa membangun kekuatan.
"Selama ini kan dia yang paling senior, paling lama jadi teroris di sana. Saya belum melihat kekuatan baru, kita selesaikan ini dan program kontra radikalisme di Poso harus tetap berjalan," katanya.
Namun, menurut Kepala Operasi Tinombala 2016, Kombes Leo Bona Lubis, terduga teroris yang dipastikan Basri lolos dalam penyergapan. Satu terduga yang tewas adalah Muchtar. Semua proses identifikasi luar, dipastikan Santoso dan Muchtar tewas dalam penyergapan.
“Untuk memastikan siapa dua jenazah ini, kita harus melakukan identifikasi lain, dengan tes DNA. Kami mencoba mendatangi keluarga untuk data pembanding,” kata Leo di Poso.
Sebelumnya diberitakan, gembong kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso alias Abu Wardah dikabarkan tewas ditembak mati pasukan gabungan TNI dan Polri dalam Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah pada Senin 18 Juli 2016. Santoso tewas bersama satu temannya yang lain yang juga buronan polisi. (ase)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Selama ini kan dia yang paling senior, paling lama jadi teroris di sana. Saya belum melihat kekuatan baru, kita selesaikan ini dan program kontra radikalisme di Poso harus tetap berjalan," katanya.