Usai Diberi Vaksin Palsu, Bocah 7 Bulan Sakit Seminggu
- Hary Fauzan
VIVA.co.id – Rumah Sakit Sayang Bunda, Bekasi, Jawa Barat, mengakui telah melakukan proses pendataan ulang terhadap pasiennya yang terindikasi disuntuk vaksin palsu. Dari data rumah sakit diketahui, ada 21 anak yang diduga disuntik dengan vaksin palsu yang dibeli rumah sakit dari CV Azka Medika.
Dari pasien anak-anak itu, terindikasi telah disuntik dengan dua jenis vaksin, yakni vaksin Tripacel dan Pediacel yang diduga palsu. Hari ini, Kementerian melakukan vaksin ulang terhadap 20 anak dengan vaksin Pediacel dan satu anak dengan vaksin Tripacel. Verifikasi data dari sejumlah pasien yang akan divaksin ulang terus dilakukan.Â
"Sudah ada beberapa yang divaksin ulang sejak tadi pagi, sedangkan yang lainnya belum. Berapa lagi yang belum divaksin masih terus didata," kata Bidan Rumah Sakit Sayang Bunda, Dwi Anggraeni, Senin, 18 Juli 2016. .
Dampak vaksin palsu
Catur, orangtua korban vaksin palsu mengatakan, sudah mendapat kabar sejak semalam mengenai pelaksanaan vaksin ulang untuk anaknya di RSIA Sayang Bunda. Menurutnya, anak laki-lakinya, Rafandra (7 bulan), diberikan vaksin di RSIA Sayang Bunda sejak 12 Desember 2015 lalu. Kasus vaksin palsu ini sangat membuatnya khawatir.
"Saya tahunya dari media, isi vaksin palsu berupa cairan infus. Meski begitu saya was-was dengan kesehatan putra saya," ujar Catur yang datang bersama istri dan putranya.
Menurutnya, saat pertama kali mendapat vaksin di RSIA Sayang Bunda, anaknya sempat dirawat selama sepekan di RS Mitra Keluarga Bekasi Barat, Kota Bekasi. Namun, ia tidak mau berspekulasi apakah itu akibat dari pemberian vaksin palsu atau dikarenakan faktor lainnya.
"Saya memilih melakukan vaksin di RSIA Sayang Bunda karena dekat dengan tempat tinggal," ujar Catur yang tinggal di Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara.
Hingga saat ini, proses vaksin ulang sekaligus proses pertemuan pihak rumah sakit dengan orangtua sedang berlangsung. Pantauan dilokasi, suasana ricuh mewarnai kegiatan yang berjalan di rumah sakit tersebut.
Adapun untuk proses vaksin ulang yang dilakukan oleh Kemenkes dilokasi, beberapa pasien masih ada yang tidak ingin anaknya divaksin ulang dan memilih untuk minta ganti rugi uang sebesar 1,5 juta.
Sedangkan, untuk pasien yang belum vaksin ulang dapat mendatangi RSIA Sayang Bunda, karena vaksin ulang akan dilakukan hingga tuntas dan secara bertahap terus menerus.Â
"Kami akan lanjutkan vaksin ulang besok, sambil melakukan verifikasi data," kata salah satu petugas vaksin.
Â