Vaksin Palsu, RS Elisabeth Bekasi Malah Mengaku Korban

Salah satu contoh vaksin palsu milik Kementerian Kesehatan yang pernah ditemukan. Umumnya vaksin ini diganti label dan menggunakan botol bekas/Ilustrasi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Filzah Adini Lubis

VIVA.co.id – Rumah Sakit St Elisabeth Bekasi yang merupakan salah satu pengguna vaksin palsu tak menampik kelalaian manajemen hingga menerima pasokan vaksin abal-abal. Namun, menurut kuasa hukum Azas Tigor Nainggolan, rumah sakit itu malah bisa dianggap sebagai korban.

Kasus Vaksin Palsu, DPR Janji Tagih Tanggungjawab Pemerintah

"Ini  RS Elisabeth korban ini," kata Azas sebagaimana perbincangan di Apa Kabar Indonesia Pagi di tvOne, Senin, 18 Juli 2016.

Dia mengatakan bahwa memang ada sisi kelalaian hingga RS Elisabeth menerima pasokan vaksin dari CV Azka Medika yang belakangan diketahui sebagai pemasok vaksin bodong. Namun kata dia, hal itu dilakukan karena sempat beberapa lama RS tak mendapatkan vaksin dari distributor resmi lantaran adanya kesulitan vaksin masuk dari luar negeri.

Protes Vaksin Palsu, Pelayanan di RS Harapan Bunda Lumpuh

"Kami enggak tahu, baru tahu belakangan bahwa CV Azka ini vaksin palsu," katanya.

RS St Elisabeth Bekasi kata dia baru membeli vaksin dari CV Azka Medica sejak November 2015 hingga Juni 2016.

Korban Vaksin Palsu RS Harapan Bunda Akhirnya Disuntik Ulang

Dalam kesempatan yang sama, orang tua bayi yang divaksin di RS St Elisabeth, Hudson Hutapea menyayangkan pernyataan pengacara tersebut. "Ini membuktikan RS Elisabeth tidak mampu (melindungi) pasien," kata Hudson.

Apalagi kata dia RS tersebut memang sudah mengaku bertanggung jawab atas pelanggaran yang sudah dilakukan. Namun Hudson menyesalkan RS yang menurutnya, masih kurang terbuka soal lama waktu penggunaan vaksin dari CV Azka.

"Kan ini RS besar, masak RS kredibel ini menerima vaksin asal-asalan," katanya.

Salah satu contoh vaksin palsu milik Kementerian Kesehatan yang pernah ditemukan. Umumnya vaksin ini diganti label dan menggunakan botol bekas/Ilustrasi.

Vaksin Palsu Sudah Menyebar ke Lima Provinsi

Menko Puan minta penanganan korban vaksin palsu bisa disegerakan.

img_title
VIVA.co.id
26 Juli 2016