Antisipasi Teror dengan Truk, Polri Intensifkan Intelijen
- REUTERS/Darren Whiteside
VIVA.co.id – Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian, mewaspadai adanya ancaman aksi teror dengan menggunakan kendaraan besar, seperti yang terjadi di Kota Nice, Prancis, pada Jumat dini hari tadi. Serangan truk maut itu menewaskan sedikitnya 84 orang, ungkap pihak berwenang Prancis, seperti yang dikutip kantor berita Reuters.
Sebagai antisipasi serangan serupa di Indonesia, Tito berencana mengintensifkan komunikasi Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri dengan Badan Intelijen Negara. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan pengawasan terhadap informasi intelijen yang berkembang di Suriah. Sebab, serangan teror yang belakangan terjadi di Indonesia, umumnya memiliki kaitan dengan kelompok ISIS (Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam).
"Biasanya ada semacam instruksi, ada hubungan dengan di Raqqa, Syiria. Seperti kasus-kasus yang kemarin di Thamrin, Surabaya, semua ada hubungan dengan di Raqqa," kata Tito di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat.
Tito pun mengimbau semua jajaran Polri agar lebih mewaspadai aksi teror semacam ini, dengan meningkatkan pengawasan masyarakat melalui closed circuit television, dan memperketat pengamanan di tingkat Polres.
"Mengingatkan anggota-anggota di lapangan, agar lebih waspada modus-modus operandi menggunakan truk seperti itu," ujarnya.
Pada Hari Nasional Prancis (Bastille Day) di Kota Nice pada Kamis malam waktu setempat, sebuah truk besar menyeruduk kerumunan masyarakat yang sedang merayakan hari nasional tanda awal demokrasi di negeri Menara Eiffel itu. Presiden Prancis, Francois Hollande, menyebut serangan truk itu sebagai aksi terorisme. Sopir truk sebagai pelaku tunggal serangan itu juga menembaki masyarakat dan di dalam truknya ditemukan senjata api serta granat. (ren)