Mabes Incar Dokter Terlibat Produksi Vaksin Palsu
- Syaefullah/ VIVA.co.id
VIVA.co.id – Bareskrim Mabes Polri terus mendalami kasus peredaran vaksin palsu melalui 14 rumah sakit dan delapan klinik serta bidan di Jakarta dan sejumlah wilayah di Bekasi, Jawa Barat. Penyelidikan dilakukan untuk mengetahui apakah ada keterlibatan oknum tenaga medis dalam produksi dan di rumah sakit yang menggunakan vaksin palsu.
Menurut Juru Bicara Mabes Polri, Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, tidak menutup kemungkinan ada dokter atau perawat lain yang terlibat dalam penyebaran dan produksi vaksin bayi palsu di Indonesia.
"Kemungkinan besar ada, cuma saya belum bisa katakan dokter yang mana. Tetapi yang jelas kemungkinannya ada karena begitu meluasnya," kata Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 15 Juli 2016.
Menurut Boy, sudah ada 20 orang tersangka terkait peredaran vaksin palsu ini. Dua orang yang baru saja ditetapkan sebagai tersangka adalah manajemen dari pihak rumah sakit.
"Mereka menyetujui penggunaan vaksin dari bersumber yang tidak resmi," ujarnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak ingin berkompromi dengan kejahatan vaksin palsu. Untuk itu, 14 rumah sakit (RS) yang menggunakan vaksin tersebut akan ditindak hukum.
1. Bidan Lia, Kampung Pelaukan, Sukatani, Cikarang, Jawa Barat.
Pemasok: Juanda dari CV Azka Medika.
2. Bidan Lilik, di Perum Graha Melati, Tambun, Jawa Barat.
Pemasok: Juanda dari CV Azka Medika.
3. Bidan Klinik Tabina, di Perum Sukaraya, Sukatani, Cikarang, Jawa Barat.
Pemasok: Juanda dari CV Azka Medika.
4. Bidan Iis, di Perum Seroja Bekasi, Jawa Barat.
Pemasok: Juanda dari CV Azka Medika.
5. Klinik DR. Dafa di Baginda, Cikarang, Jawa Barat.
Pemasok: Juanda dari CV Azka Medika.
6. Bidan Mega, di Puri Cikarang Makmur, Sukaresmi, Cikarang, Jawa Barat.
Pemasok: Juanda dari CV Azka Medika.
7. Bidan M. Elly Novita, di Ciracas, Jakarta Timur.
Pemasok: Kartawinata alias Ryan
8.Klinik Dr. Ade Kurniawan, Rawa Belong, Slipi, Jakarta Barat.
Pemasok: Seno