Mendikbud Ungkap Solusi Pendidikan di Papua
- VIVA.co.id/Moh Nadlir
VIVA.co.id –Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Anies Baswedan mengungkapkan tiga masalah pendidikan di Papua dan Papua Barat. Tiga masalah tersebut yakni masalah akses, mutu dan tata kelola.
Masalah pertama adalah akses. Kondisi geografis dengan sebaran penduduk yang terisolir kata Anies memiliki banyak konsekuensi. Karena itu, perlu dipastikan bahwa penduduk yang terisolir tersebut terjangkau pendidikan.
"Menyangkut akses, langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan meneruskan program sekolah berasrama, menyiapkan ruang-ruang kelas baru dan perbaikan-perbaikan sekolah," kata Anies usai Rapat Perencanaan Pendidikan Papua, di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat 15, Jakarta Pusat, Jumat 15 Juli 201.
Kedua masalah mutu. Menurut Anies, masalah mutu terkait dengan guru dan sarana prasarana pendidikan di bumi Cendrawasih. Untuk itu, peningkatan mutu guru dan sarana prasarana menjadi hal yang wajib untuk dilakukan.
"Mendorong para sarjana mengajar di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (wilayah perbatasan) atau 3T. Pertukaran kepala sekolah dan lainnya," kata dia.
Ketiga soal tata kelola sumber daya (anggaran pendidikan). Selama ini Anies menilai penggunaan sumber daya itu belum efektif, belum transparan dan kurang akuntabel. Sebab itu, perlu memastikan sumber daya tersebut dapat dikelola secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
"Acuannya kepada neraca pendidikan daerah. Kita bentuk desk Papua dan Papua Barat di Kemendikbud. Akan ada juga integrasi program antara dana Kemendikbud dengan dana Otonomi Khusus," ujar mantan rektor tersebut.
Selain Anies, dalam rapat itu hadir pula antara lain, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M. Nasir, Menteri Pendidikan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil.