Arya si Bocah Obesitas Cuma Tidur Dua Jam Setiap Malam
- ANTARA FOTO/Novrian Arbi
VIVA.co.id – Tim Dokter dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Jawa Barat masih terus menelusuri indikasi obesitas ekstrem dalam tubuh bocah berumur 10 tahun asal Kabupaten Karawang Arya Permana. Arya memiliki berat badan tak lazim dalam pertumbuhannya hingga 190 kilogram.
Sekretaris tim dokter penatalaksanaan RSHS Bandung, dr Novina Andriana penelitian terus berjalan karena kasus obesitas ini masuk dalam kategori terberat di Jawa Barat.
"Sekarang sedang mencari tahu sebabnya. Apa kemungkinan obesitas primer, over makanan, faktor sekunder seperti genetik, hormonal atau lain-lain yang mungkin non organik yang saat ini kami telusuri," ujar Novina di RSHS jalan Pasteur Kota Bandung Jawa Barat, Jumat, 15 Juli 2016.
Tim dokter mengakui, hingga saat ini pemeriksaan laboratorium belum mengeluarkan hasil apapun sehingga pihaknya tidak bisa menjelaskan rinci. Sementara, Arya mengalami gangguan profil lemak dalam tubuhnya.
"Kemarin yang sudah diperiksakan itu Arya mengalami dislipidemia atau gangguan profil lemak, jadi kolestrol HDL agak kurang sedikit. Akan kami tata laksana sesuai dengan kondisinya. Lain - lainnya belum ada, soal dugaan gentik hormonal tengah kami telusuri," kata dia.
Untuk penanganan sampai saat ini, tim dokter pun mengatur irama sirkardian, tidurnya. Arya terkadang pagi - pagi masih tidur dan sulit dibangunkan.
Bahkan pihaknya menstimulus pola tidur Arya untuk teratur di malam hari agar aktivitas terapi pada pagi, siang dan sore bisa dijalankan dengan efektif.
"Kita sudah kembalikan ritme tidur Arya. Dia harus tidur malam, pagi - pagi aktivitas. Malam hanya tidur 2 jam, dia lebih banyak tidur di siang hari," ucap dia.
Seperti diketahui, Arya menjalani perawatan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Jalan Dr Djundjunan, Kota Bandung, sejak Senin 11 Juli 2016. Bocah asal Desa Cipurwasari Kecaman Tegalwaru Kabupaten Karawang Jawa Barat itu, didampingi langsung oleh Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana.
Direktur Utama RSHS, Ayi Djembarsari menjelaskan, Aria sempat menjalani pemeriksaan di RSHS satu tahun yang lalu dan seminggu sebelum Lebaran.
Menurutnya, kasus Arya menjadi atensi khusus dan menjadi perhatian sehingga RSHS memberlakukan penanganan berlanjut selama beberapa hari kedepan.
Menurut Ayi, perawatan dan pengobatan terhadap Arya menjadi momen pembelajaran berharga untuk tim dokter RSHS yang mengobati kasus obesitas atau kegemukan terhadap anak-anak.
“Kenapa harus dirawat, tentu saja untuk memudahkan akses terhadap pasien. Kemudian untuk menurunkan berat badan dalam waktu yang diinginkan. Jadi memang harus diawasi secara ketat,” ujar dia.
(ren)